Jangankan supermarket atau departement store, barber shop dan salon kecantikan pun saat ini berusaha mengikat pelanggan dengan memberikan kartu keanggotaan.
Punya kartu anggota juga akan memudahkan pengelola usaha mengetahui identitas pribadi pelanggan, seperti tanggal lahir dan agamanya.
Hanya saja, karena banyak orang yang tidak nyaman bila di dompetnya terlalu banyak kartu, kartu keanggotaan pelanggan saat ini tidak lagi berbentuk fisik.
Pelanggan cukup menyebut nomor ponselnya ketika datang di suatu tempat yang ia jadi anggota, petugas di sana akan memverifikasi dan meng-up date data aktivitas pelanggan.
Tentu, begitu pelanggan yang datang memang teridentifikasi sebagai anggota, jika lagi ada program diskon khusus pelanggan, juga akan diproses diskonnya.
Jangan heran, bila pada saat ulang tahun, seorang pelanggan diberi bingkisan ulang tahun oleh tempat mereka biasa berbelanja atau menggunakan jasa.
Demikian pula pelanggan yang beragama Islam, akan mendapat bingkisan lebaran, atau bingkisan natal untuk pelanggan yang beragama Kristen.
Tentu saja, di saat sekarang sering terjadi kebocoran data pribadi, diharapkan pihak pengelola usaha yang menyimpan database pelanggannya, bisa menjaga kerahasiaan itu dengan baik.
Pelanggan yang puas akan dengan senang hati merekomendasikan kepada sanak saudara dan teman-temannya, dalam arti agar mereka berbelanja di tempat ia berbelanja.
Itulah yang disebut dengan word of mouth, yakni promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan secara cuma-cuma.
Jelaslah, word of mouth ini bisa dianggap sebagai promosi gratis (karena perusahaan tidak usah membayar), dengan hasil yang efektif.