Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Murid SD Bentak Guru, tapi Gurunya yang Minta Maaf

26 Juli 2023   05:22 Diperbarui: 26 Juli 2023   05:26 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ketika permintaan maaf dari murid yang sebelumnya viral membentak guru | dok. Kominfo Kab Lima Puluh Kota, dimuat tribunnews.com

Berdasarkan pengakuan guru tersebut kepada Afri Effendi (Kadis Pendidikan) ternyata si guru telah memarahi murid dengan memukul pakai rol (penggaris).

Setelah pecah emosi anak, si guru langsung mengambil video. Kemudian si murid berupaya merebut hape gurunya karena tidak suka divideokan (Detik.com, 19/7/2023).

Okelah, di satu sisi si guru memang bersalah, meskipun jika memakai kacamata di era dulu, guru memukul pakai penggaris sesuatu yang biasa saja.

Namun, harus diakui, di zaman semua orang sadar dengan hak asasi manusia, tindakan hukuman fisik tak lagi cocok diterapkan di sekolah.

Terhadap kesalahan guru, Afri mengatakan akan ada evaluasi karena statusnya adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).

Hanya saja, apapun latar belakangnya, seorang murid SD membentak gurunya, berkata kasar dan membanting pintu kelas, mencerminkan tidak beresnya kelola emosi anak.

Sepertinya nilai-nilai kepantasan tingkah laku anak, sudah bergeser jauh menjadi relatif bebas, sesuka hati si anak.

Apa yang dulu disebut sebagai budi pekerti, sopan santun, unggah ungguh, atau dalam perspektif agama disebut dengan akhlak, sudah tidak lagi dipentingkan dalam pendidikan kita.

Yang dimaksud dunia pendidikan di atas adalah pendidikan dalam arti luas, termasuk juga di rumah tangga dan lingkungan terdekatnya.

Sebelum kasus murid bentak guru, juga viral kisah seorang anak membakar sekolahnya sendiri.

Kasus tersebut terjadi di SMP 2 Pringsutat, Temanggung, Jawa Tengah. Penyebabnya, karena si anak mengaku sakit hati di-bully oleh teman dan gurunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun