Kebetulan saja, dalam jangka waktu 1 bulan terakhir ini, saya 2 kali bolak balik dari Jakarta ke Payakumbuh, sebuah kota yang terletak antara Padang dan Pekanbaru.
Dari Jakarta saya punya dua pilihan bila ingin ke kota kelahiran saya tersebut, yakni lewat Bandara Internasional Minangkabau Padang atau Bandara Sultan Syarif Kasim Pekanbaru.
Adapun pilihan maskapai penerbangannya, bisa maskapai low cost carrier (LCC) yang bertarif murah, berbiaya sedang, atau yang bertarif tinggi.
Maskapai LCC tidak menyediakan makanan dan minuman bagi penumpang, sedangkan maskapai lainnya menyediakan makanan ringan dan air mineral.
Sebetulnya, jumlah maskapai penerbangan di tanah air sudah menyusut drastis karena sebagian besar mengalami kebangkrutan. Tentu, hal ini sebagai dampak perang tarif murah antar maskapai.
Dulu, pernah ada nama maskapai Merpati, Mandala, Kartika, Bali Air, Adam Air, Jatayu, Batavia, dan mungkin masih ada yang lainnya lagi.
Tapi, semua nama-nama di atas sekarang sudah berhenti beroperasi dan hanya tinggal kenangan belaka bagi pelanggan-pelanggannya.
Makanya, sekarang yang masih eksis melayani banyak rute hanyalah dari Grup Garuda Indonesia (termasuk Citilink) dan Grup Lion (termasuk Batik, Wings, dan Super Jet Air).
Masih ada pula Sriwijaya Air yang rutenya sangat terbatas dan ada lagi pendatang baru untuk penerbangan reguler, yakni Pelita Air.
Pelita Air merupakan anak perusahaan Pertamina yang dulunya merupakan penerbangan carteran.