Infografis di atas menggambarkan bahwa dalam bisnis perhotelan, klasifikasi hotel bintang 1,2,3, 4, atau 5 tak terlalu berpengaruh pada pilihan konsumen.
Online customer reviews dan online ratings menjadi faktor yang lebih menentukan, ketika seseorang sedang mencari informasi hotel-hotel yang mungkin dipilihnya untuk menginap.
Memang, infografis di atas yang dimuat di statista.com, berlaku untuk kondisi di Eropa pada tahun 2022 yang lalu.Â
Namun, rasanya di Indonesia pun kecenderungan seperti di Eropa tersebut juga mulai terlihat.
Nah, sekarang ini bisnis hotel di negara kita, termasuk homestay, sedang menggeliat. Hal ini ada kaitannya dengan telah berakhirnya pandemi Covid-19.
Banyak orang yang seperti balas dendam setelah dikungkung selama pandemi. Maka, orang yang bepergian ke berbagai penjuru meningkat tajam.
Jangan mengira hanya di kota-kota besar atau di destinasi wisata utama seperti Bali saja yang hotel-hotelnya ramai.
Justru, di daerah yang "biasa-biasa saja" pun juga mulai ramai, karena banyaknya perantau yang pulang kampung atau bertemu sanak famili.
Lagipula, cukup banyak daerah yang berhasil mengembangkan objek wisata, sehingga menarik bagi wisatawan domestik yang berasal dari daerah lain.
Tentu, ramainya hotel di daerah lebih banyak terjadi pada hari sekitar lebaran, libur anak sekolah, atau long weekend.
Ambil contoh sebuah kota di Sumbar, Payakumbuh. Dulu kota ini disebut sebagai kota kecil, karena yang berciri kota hanya sekitar radius 1-2 kilometer saja dari pusat kota.