Sebetulnya, ketika sampai di kampung, para pemudik sudah mulai rangkik-rangkik, meskipun belum terlalu parah.
Hanya saja, karena kehadiran pemudik ditunggu-tunggu sanak famili, dan lagi pula harus mempersiapkan acara lebaran, pemudik beristirahat sebentar saja sesampainya di kampung.
Jelaslah, kelelahan tersebut akhirnya berakumulasi dengan kelelahan bersilaturahmi dan berwisata di daerah asal.
Kemudian, kondisi kelelahan berat itu mencapai puncaknya saat perjalanan arus balik.
Jadi, ketika sampai kembali di rumah masing-masing, betapa leganya karena perjalanan panjang bolak balik itu telah berakhir.
Namun, masalahnya itu tadi, badan betul-betul terasa seperti mau "habis". Mau bekerja pun rasanya tidak bersemangat.
Kondisi rumah setelah 2 minggu ditinggalkan mungin lagi "centang perenang" (istilah Minang untuk kondisi sangat berantakan).
Tapi, biar saja rumah tersebut kacau balau. Rangkik-rangkik tubuh perlu diobati terlebih dahulu. Apa saja obatnya?
Pertama, tak ada kata lain, tidur nyenyak wajib dilakukan dengan durasi yang memadai.
Bahkan, mungkin durasi tidur sebaiknya lebih lama dari biasa, agar "utang" tidur di hari-hari sebelumnya, terbayar lunas.