Ada sebuah kisah yang dulu pernah saya baca, meskipun saya tidak ingat lagi sumber asli kisah yang menurut saya sangat inspiratif itu.
Dengan bahasa bebas yang saya tulis ulang versi saya sendiri, kisah tersebut kurang lebih seperti di bawah ini.
Tersebutlah seorang pedagang selimut dan peralatan tidur lainnya yang berdagang di sebuah pasar. Sebut saja nama pedagang itu Sidik, biar memudahkan penceritaannya.
Suatu hari, saat Sidik melayani beberapa orang pelanggan, tiba-tiba datang seorang yang bertubuh renta dan berwajah kumal.
Pelanggan lain kelihatannya agak terganggu dengan bau tubuh pak tua tersebut, makanya mereka menjaga jarak agar tak terlalu dekat dengan pengunjung yang baru datang itu.
Tapi, tidak demikian dengan Sidik. Meskipun gampang diduga bahwa pak tua itu tidak punya uang cukup, Sidik melayani dengan ramah, seperti halnya perlakuan Sidik kepada pelanggan yang lain.
Pak tua itu langsung mengeluarkan uangnya yang memang sedikit dan bertanya apakah ada selimut yang seharga dengan uangnya itu.
Sebetulnya, dengan jumlah uang yang diberikan pak tua tersebut, harga selimut termurah pun belum bisa tertutupi.
Namun, tanpa ragu Sidik justru memberikan selimut termahal yang ada di tokonya kepada pak tua.Â
Dengan wajah yang terlihat gembira, pak tua pun membawa selimut bagus. Terbayang oleh pak tua, nanti malam istri dan anaknya tak akan kedinginan tidur di gubuk sederhana di pinggir kota.