Ini kisah tentang teman saya, sebut saja namanya Bardi. Jabatannya lumayan tinggi di sebuah bank papan atas nasional, namun penampilannya tetap sederhana.
Sekiranya Bardi berjalan bersama para staf yang menjadi bawahannya, orang yang tidak kenal besar kemungkinan akan keliru menebak siapa yang jadi bos dalam rombongan itu.
Soalnya, anak buah Bardi rata-rata punya penampilan yang lumayan, seperti staf bank papan atas pada umumnya.
Apalagi, jika Bardi bergabung dengan teman-temannya sesama pejabat yang satu level, terlihat sekali kesederhanaannya di tengah para eksekutif yang bergaya mewah.
Tapi, keliru bila menganggap Bardi tidak punya kekayaan seperti teman-temannya. Toh, gaji, tunjangan dan bonus yang diterima Bardi relatif tidak berbeda jauh dengan temannya satu level.
Hanya saja, cara Bardi menggunakan dana memang berbeda dengan kebanyakan temannya.Â
Karena tidak suka pamer kekayaan, maka kendaraan pribadinya cukup yang jenis "sejuta umat". Â
Tapi, setelah karirnya semakin naik, Bardi mendapatkan kendaraan dinas berupa mobil sedan yang tergolong mewah plus pengemudi yang setia mengantar jemput.
Hanya saja, Bardi sangat memegang prinsip tidak menggunakan fasilitas dinas untuk keperluan pribadi.
Untuk keperluan keluarganya, termasuk keperluan Bardi sendiri di luar hari kerja, ia memakai kendaraan sejuta umat itu tadi.