Memang, ketika merayap itu pakai alat pengaman, yang jika terjatuh, hanya menggantung saja, tidak terjerembab ke tanah.
Hiking menjadi satu-satunya kegiatan yang bisa saya nikmati, karena saya lumayan sering berjalan kaki dan senang melihat pemandangan indah khas pedesaan.
Keuntungan ikut outbond, agar peserta sadar punya kemampuan di luar dugaannya sendiri, asal percaya diri dan mampu bekerja sama dengan teman satu grup.
Tapi, menurut saya ada juga negatifnya, yakni bisa membuat trauma seseorang. Apalagi, bagi yang punya penyakit tertentu, sebaiknya tidak mengikuti outbond.
Nah, pada malam terakhir sebelum hari penutupan, itulah saatnya tidur sendiri di tengah hutan dengan dibekali peralatan tenda kecil, tali, busa kecil untuk tidur, senter, dan peralatan lainnya.
Semuanya bisa dimuat dalam sebuah ransel, termasuk ransum makanan ala militer dan minuman. Tenda kecil dipasang dengan mengikatkan tali di empat sisi ke pohon yang ada.
Lokasi masing-masing peserta ditunjukkan oleh pemandu pada sore harinya. Jarak antar peserta cukup jauh dan masing-masing tidak tahu di mana temannya berada.
Setelah saya tebarkan garam sekeliling tenda kecil agar tidak ada ular mendekat, saya makan malam, lalu mencoba untuk tidur. O ya, telpon genggam harus dikumpulkan kepada pemandu.
Saya sama sekali tidak tertidur dan rasanya lama sekali menunggu pagi datang. Itulah "penyiksaan" yang tak ingin lagi saya ulangi.
Tapi, adakalanya kita tidak mengetahui misteri kehidupan. Siapa yang menyangka Kapolda Jambi dengan rombongannya bakal terdampar 2 malam di tengah hutan?
Kalau sudah begitu, persoalannya bukan soal tersiksa atau bukan, tapi bagaimana agar bisa bertahan hidup sambil berharap ada orang lain yang datang membantu.