Pertama, masih belum disepakatinya siapa cawapres yang akan mendampingi Anies, sehingga berpotensi mengurangi kekompakan antar ketiga partai anggota koalisi.
Diduga, baik Demokrat maupun PKS masih menginginkan kader partai masing-masing yang akan dijadikan cawapres.
Kedua, Nasdem yang merasa mulai ditinggalkan Presiden Jokowi, sepertinya ingin memulihkan hubungan baiknya.
Untuk itu, Nasdem tidak sungkan menyambangi partai lain, seperti menemui pimpinan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Golkar.
Dengan demikian, ada kesan bahwa Nasdem juga mendukung Prabowo yang Ketua Umum Gerindra dan Airlangga Hartarto yang Ketua Umum Golkar.
Prabowo dan Airlangga merupakan politisi yang dekat dengan Presiden Jokowi. Jika Nasdem bekerjasama dengan Gerindra dan Golkar, ada harapan pulihnya hubungan dengan Jokowi.
Ketiga, melihat manuver Nasdem ke partai lain, PKS tak mau ketinggalan. PKS mendatangi Partai Golkar pada Selasa (7/2/2023) lalu.
Selain itu, PKS juga tengah berencana mendatangi partai lain seperti PKB dan Gerindra.
Beberapa media memberitakan bahwa ada kemungkinan PKS bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang beranggotakan Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Diduga, Partai Demokrat pun akan mendatangi partai lain selain anggota Koalisi Perubahan. Artinya, Koalisi Perubahan terancam layu sebelum berkembang.
Jika Koalisi Perubahan bubar, jelas pencapresan Anies juga sangat tipis kemungkinan terwujudnya.