Mungkin dulu banyak yang menyangka bahwa Gibran Rakabuming Raka hanya seorang anak muda biasa saja, yang terpilih jadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah, karena nama besar bapaknya.
Ya, tentu semua kita sudah tahu, Gibran adalah putra sulung dari Presiden Joko Widodo. Namun, pada awalnya banyak pihak yang menilai Gibran masih terlalu muda.
Saat pemilihan Wali Kota Solo, Gibran baru berusia 33 tahun. Makanya, PDIP Cabang Solo pada mulanya tak menyetujui Gibran sebagai calon wali kota dari PDIP.Â
Tapi, berkat restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, akhirnya semua jajaran PDIP wajib menyukseskannya.
Kebetulan, Solo memang salah satu basis PDIP. Ada pendapat, siapapun yang diusung PDIP di Solo, pasti menang.
Tapi, sekiranya Gibran menang karena semata-mata anak Jokowi yang mendapat restu Megawati, tanpa kapasitas yang memadai, tentu kepemimpinannya akan menemukan banyak kendala.
Faktanya, selama 2 tahun Gibran jadi wali kota, sederet prestasi telah berhasil ditorehkannya.
Selama masa pandemi, Solo berhasil melakukan recovery tidak saja di bidang kesehatan, tapi juga ekonomi, antara lain dengan pendampingan terhadap 6.500 pelaku UMKM.
Solo juga sukses sebagai penyelenggara berbagai event mulai dari skala lokal, nasional, dan internasional.
Terakhir, telah diresmikan masjid monumental, yakni Masjid Raya Seikh Al Zayed, yang kini menjadi kebanggaan baru masyarakat Solo.
Tentu, wajar saja bila sekarang Gibran menjadi perhatian banyak pihak di bidang politik.