Toh, pada akhirnya hak prerogatif sang ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang akan memutuskan siapa yang akan diusung sebagai capres.
Bahkan, PDIP satu-satunya partai yang karena jumlah kursinya yang banyak di DPR, bisa mengusung pasangan capres-cawapres tanpa berkoalisi dengan partai lain.
Jadi, bisa saja yang diusung PDIP adalah pasangan Puan-Ganjar atau Ganjar-Puan pada Pilpres 2024 mendatang.
Dengan demikian, tidak bakal ada kubu-kubuan, tak ada kubu Puan, tak ada juga kubu Ganjar, di PDIP.
Tapi, menarik untuk membahas, apa iya hasil survei jahat terhadap partai, seperti kata Sekjen Partai Golkar di atas?
Sebagai opini pribadi, boleh-boleh saja Lodewijk bependapat seperti itu. Tampaknya, Lodewijk bertujuan untuk menggugah kader Golkar di Medan, agar tetap menjaga kekompakan.
Atau, bisa juga diartikan bahwa meskipun hasil survei Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tergolong rendah, para kader jangan patah semangat.
Namun, sekali lagi, hal itu bukan berarti hasil survei jahat terhadap partai. Bukanlah itu merupakan jawaban dari para responden yang disurvei?
Maksudnya, tak ada intensi dari lembaga survei atau dari para responden untuk mempermalukan partai tertentu.
Makanya, jika saja para pakar, terutama yang terlibat dalam survei, melakukan protes terhadap Lodewijk, tentu bisa dipahami.
Asumsinya, survei tersebut telah dilakukan dengan memenuhi kaidah ilmiah dan bukan survei pesanan yang hasilnya bisa di-setting sesuai pesanan.Â