Maraknya media sosial membawa perubahan dalam cara berinteraksi sesama manusia. Mencari teman lama yang tak ada kabar selama puluhan tahun, sekarang gampang dilacak.
Dengan saling berteman melalui akun masing-masing, saling bertukar kabar pun bisa dilakukan lebih sering, cukup sambil rebahan.
Tentu, bila hanya bertemu di dunia maya saja, tidak cukup. Sesekali perlu bertemu di dunia nyata pada waktu yang disepakati bersama.
Begitulah, jika kita amati, beberapa tahun terakhir ini acara reuni antar teman yang dulu belajar di SMA yang sama atau di perguruan tinggi yang sama, menjadi hal yang biasa.
Tapi, reuni yang diikuti oleh banyak orang, katakanlah ratusan orang, sebetulnya belum tentu membuat nyaman.Â
Soalnya, acara reuni jadi terkesan formal, penuh kata sambutan dari alumni yang dianggap berprestasi atau yang punya kekayaan materi lebih banyak.
Makanya, reuni tipis-tipis yang hanya mengumpulkan teman satu geng saat sekolah atau kuliah, menjadi lebih efektif sebagai wadah temu kangen.
Acaranya cukup makan-makan di restoran atau ngopi-ngopi cantik di kafe yang diikuti oleh belasan orang saja.Â
Mereka betul-betul dulunya berteman akrab, sehingga ngobrol sambil bernostalgia akan terasa lebih asyik.
Tak heran, mereka seolah lupa usia yang sudah kepala lima, atau bahkan tak sedikit yang kepala enam.Â
Semua merasa muda lagi. Rasanya masih belum lama meninggalkan bangku sekolah atau bangku kuliah.