Saya termasuk disiplin dalam melakukan pembayaran bulanan terhadap berbagai tagihan yang berkaitan dengan konsumsi produk atau jasa yang rutin kami sekeluarga menikmatinya.
Tagihan dimaksud, misalnya untuk pemakaian listrik, telpon, air mimum, langganan wifi, tagihan kartu kredit, dan sebagainya.
Sebetulnya, sekarang sangat mudah melakukan pembayaran berbagai tagihan di atas, karena bisa dilakukan sambil rebahan dengan menggunakan aplikasi tertentu.
Atau, kalau mau sedikit menggerakkan kaki, cari ATM terdekat. Biasanya, ATM punya fitur yang lengkap agar nasabah pemegang kartu bisa melakukan pembayaran berbagai tagihan.
Bisa juga kita tidak melakukan apa-apa, asal saldo rekening bank mencukupi. Biarkan sistem perbankan yang melakukan secara otomatis melalui teknis autodebet.
Tapi, baru-baru ini saya agak kesal karena menerima pesan pendek dari sebuah perusahaan milik negara yang produknya dikonsumsi oleh banyak rumah tangga di Indonesia.
Pesan itu mengingatkan agar saya untuk segera membayar tagihan atas pemakaian bulan sebelumnya yang harus dibayar di bulan ini.
Yang saya kesalkan, sebetulnya baru 3 hari sebelumnya saya membayar tagihan yang ada dalam pesan itu.
Untung saja saya masih menyimpan bukti pembayarannya. Begitu saya mau mengirimkan bukti tersebut ke si pengirim pesan, saya mencoba meneliti lagi pesan yang saya terima.
Dugaan saya, pesan tersebut dikirim oleh mesin dan tidak membutuhkan jawaban dari si penerima pesan.