Apakah yang saya lakukan menyalahi ketentuan akuntansi? Dalam teori akuntansi, ada yang namanya prinsip materialitas.
Sepanjang yang dikoreksi tidak material (jumlahnya kecil, dan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pembaca laporan), ya masih bisa dimaafkan.
Yang ingin saya sampaikan, lumrah saja ada orang yang percaya dengan angka hoki, angka favorit, atau angka cantik.
Nah, sekarang lagi ramai soal nomor urut partai. Apakah berkaitan juga dengan angka hoki? Bisa ya, bisa tidak.
Diberitakan bahwa partai besar seperti PDIP menghendaki nomor urut yang digunakan pada pemilu terakhir, tidak diubah.Â
Bisa jadi, nomor tersebut membawa hoki, makanya dulu partai mereka menjadi pemenang.
Alasan paling logis tentu tidak ada kaitannya dengan hoki, tapi agar aktivis partai tidak capek lagi dalam berkampanye. Materi kampanye 5 tahun lalu mungkin sebagian bisa dipakai.
Lalu, mungkin ada partai yang terlanjur nyaman dengan nomor lama karena bisa disimbolkan dengan gerakan jari yang gampang diingat.
Adapun dari sisi pemilih, sebetulnya nomor urut tidak menentukan. Bagi kalangan terdidik, yang menentukan adalah visi, misi, dan program kerja dari suatu parpol.
Sedangkan bagi warga kelas bawah, yang diingat sebetulnya lambang, sedangkan nomor urut mungkin malah kurang diperhatikan.
Dan, satu hal yang jelas-jelas melanggar aturan, tapi justru diduga masih sering terjadi, adalah soal "serangan fajar".