Berikutnya, kerusuhan antar penonton, antar pemain, antar pemain dan wasit, atau antar penonton dan wasit, relatif sering terjadi.
Nah, beberapa kerusuhan liga tarkam yang pernah diberitakan media massa, antara lain seperti yang ditulis di bawah ini.
Pertama, kejadian di Sukabumi, Jawa Barat (2/8/2022) pada final sepak bola tarkam yang mempertemukan tim dari Desa Jambenenggang melawan tim Desa Sasagaran.
Menurut  suarajabar.id (3/8/2022), polisi terpaksa meletuskan senjata ke udara setelah pertandingan berakhir dengan kericuhan.
Kedua, pertandingan Pakujaya Cup di Tangerang Selatan (23/6/2022) saat laga antara tim Denis dan tim Gasepa.Â
Berawal dari body crash antar pemain, kemudian sebagian penonton yang masuk lapangan menyerang pemain. Hal ini diberitakan oleh tangerangnews.com (24/6/2022).
Ketiga, Kompas TV pernah menayangkan berita tentang detik-detik kericuhan laga sepak bola tarkam di Sumenep, Jawa Timur (13/12/2021).
Musibah di atas hanya sekadar contoh, karena sebetulnya frekuensi keributan di liga tarkam relatif sering, hanya saja luput dari perhatian media.
Tentu, berharap PSSI terjun langsung mengatur dan mengawasi liga tarkam, jelas akan sangat sulit dan tidak memungkinkan.
Tapi, bukankah PSSI punya kaki di tingkat provinsi dan juga tingkat kabupaten/kota? Kalau perlu bentuk semacam "ranting" PSSI di level kecamatan.
Bagaimanapun, liga tarkam akan selalu berlangsung, meskipun di lapangan yang tidak memenuhi standar. Ingat, banyak lapangan bola di berbagai daerah yang sudah dikonversi menjadi perumahan.