Tulisan ini disusun setelah membaca salah satu tulisan di Kompasiana yang ditulis oleh seorang alumni Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP).
Sulitnya mencari pekerjaan bagi alumni IESP membuat penulisnya menyarankan agar di Fakultas Ekonomi, jurusan IESP ditutup saja.
Secara umum, ada 3 jurusan yang biasanya terdapat di sebuah Fakultas Ekonomi. Selain IESP, jurusan lainnya adalah Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi.
Memang, jika dilihat dari ketersediaan lapangan pekerjaan, sarjana dari jurusan akuntansi dan manajemen boleh dikatakan dibutuhkan oleh semua perusahaan.
Maksudnya, ilmu akuntansi dan ilmu manajemen yang dipelajari di bangku kuliah sangat relevan dengan pekerjaan di semua perusahaan.
Tapi, sulit atau gampangnya mencari pekerjaan, itu menjadi soal lain lagi. Jika dunia usaha lagi lesu, katakanlah karena terpukul dampak pandemi, maka banyak perusahaan yang menghentikan menerima karyawan baru.
Bahkan, karyawan lama pun banyak yang dirumahkan atau malah terkena PHK (pemutusan hubungan kerja).
Sehingga, lulusan akuntansi atau manajemen pun (yang setiap tahun selalu bertambah dalam jumlah yang cukup banyak) mengalami kesulitan juga mencari pekerjaan.
Adapun jurusan IESP yang di bangku kuliah banyak berkutat dengan ilmu ekonomi makro, teori moneter, fiskal, kebijakan publik (sekadar menyebut beberapa contoh mata kuliah saja), pada dasarnya dibutuhkan di semua lingkungan pemerintahan.
Bahkan, sambil guyon, mahasiswa IESP biasanya meledek anak manajemen dan akuntansi, dengan mengatakan jurusan IESP sebagai jurusan bagi calon menteri.
Tak salah juga guyonan tersebut, mengingat dari semua pejabat yang pernah jadi Menteri Keuangan, mayoritas berasal dari IESP, termasuk menteri sekarang ini Sri Mulyani.