Tapi, apa boleh buat, memecah oleh-oleh dalam dua kardus kecil, di mana yang satu kardus dibawa ke atas pesawat, akan merepotkannya.Â
Soalnya, ia juga membawa tas tangan lumayan besar dan satu kantong plastik yang katanya berisi dua pasang sepatu.
Makanya, ketika saya mengantarnya ke bandara, sengaja saya berikan beberapa lembar uang bernominal Rp 100.000, dengan maksud kalaupun kelebihan bagasi, ia punya uang untuk membayar.
Kebetulan, saya sudah mencari informasi, tarif kelebihan bagasi (di atas 20 kg) di maskapai yang akan ditumpangi keponakan saya itu Rp 112.000 per kg.
Dugaan saya, kalaupun kelebihan bagasi, sekitar 2 hingga 3 kilogram saja. Dan benar saja, ketika saya sudah sampai di rumah, ada pesan singkat dari keponakan itu, kalau ia kelebihan bagasi 2 kg.
Nah, bagi mereka yang berlibur yang saat pulangnya punya dana pas-pasan, tentu harus bisa menyiasati, bagaimana caranya agar tidak kelebihan bagasi.
Paling tidak, ada 5 cara atau 5 langkah berikut ini yang bisa dilakukan seseorang yang bepergian naik pesawat tanpa terkena tagihan kelebihan bagasi.
Pertama, mengetahui secara pasti berapa kilogram barang yang dibolehkan masuk bagasi tanpa denda, oleh maskapai penerbangan yang akan ditumpangi.
Kedua, ketika akan berbelanja di tempat berlibur, pikirkan terlebih dahulu kira-kira apakah masih dalam batas yang dibolehkan maskapai penerbangan.
Jika barang tersebut sayang kalau tak dibeli, padahal beratnya lumayan, dikirim saja langsung pakai jasa ekspedisi. Biasanya, tarif ekspedisi tidak semahal biaya kelebihan bagasi.
Ketiga, jangan sungkan menolak titipan kalau ada teman yang meminta. Kalau famili dekat, memang agak sungkan menolak titipannya, tapi tak ada salahnya dengan bahasa yang halus memohon titipannya jangan yang berat.