Akhirnya muncul juga pernyataan dari jajaran pimpinan Partai Gerindra sebagai reaksi atas sepak terjang salah seorang kader Gerindra yang juga seorang menteri, Sandiaga Uno.
Hal tersebut diberitakan oleh Kompas.id (4/9/2022) di bawah judul "Sandiaga Siap Maju di Pilpres 2024, Gerindra Ingatkan Etika Partai".
Intinya, Sandi boleh saja mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres, yang bisa terwujud bila ada partai lain yang tertarik mengusungnya.
Tapi, Sandi yang sekarang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, harus menerima konsekuensinya, yakni harus keluar dari Gerindra.
Adapun Gerindra sendiri sudah mengambil keputusan untuk mencalonkan Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto, sebagai capres pada pilpres mendatang.
Ibaratnya, Sandi sudah mendapat "kartu kuning" dari Partai Gerindra. Memang, akhir-akhir ini semakin terlihat intensi Sandi untuk bisa maju pada Pilpres 2024.
Hanya saja, sejauh ini belum jelas parpol mana yang akan mengusung, meskipun deklarasi dari berbagai kelompok masyarakat yang memberikan dukungan bagi Sandi makin deras mengalir.
Namun, semua deklarasi di atas akan sia-sia, jika aspirasi masyarakat itu tidak ditampung oleh parpol atau gabungan parpol yang secara ketentuan berhak mengusung capres-cawapres.
Nasib Sandi mirip dengan yang dialami Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam hal sama-sama tidak mendapat restu dari partainya sendiri, meskipun sudah menuai dukungan masyarakat banyak.
Tapi, ada perbedaan mendasar antara Ganjar dan Sandi, yang dalam hal ini bisa dikatakan nasib Ganjar lebih baik.
Pertama, Ganjar belum terdengar dapat "kartu kuning" atau dapat teguran resmi dari DPP PDIP sebagai partai yang menaungi Ganjar selama ini.Â