Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kampanye di Kampus Sebaiknya dalam Bentuk Diskusi Panel

3 September 2022   17:45 Diperbarui: 3 September 2022   18:03 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi mahasiswa menolak wacana penundaan pemilu | dok. detik.com

Selain visi dan misi, tentu bagaimana parpol menyikapi kondisi terkini bangsa kita dengan segala tantangannya yang pelik, merupakan hal penting untuk dibahas.

Khusus untuk kampanye dalam rangka Pilpres 2024, karena pasangan capres-cawapresnya diperkirakan hanya 2 atau 3 pasang saja, diskusi panel bisa dilakukan dalam satu kali saja (tidak perlu bertahap seperti kampanye Pemilu Legislatif).

Dengan format diskusi panel atau debat ilmiah, citra kampus sebagai gudang ilmu pengetahuan, tetap dapat dipertahankan.

Tapi, jangan salah duga, seorang calon pemimpin bangsa tidak harus dituntut mampu berbicara secara ilmiah seperti seorang guru besar. 

Malah, kemampuannya dalam bersosialisasi dengan masyarakat luas, yang lebih diperlukan. Sementara, seorang guru besar biasanya tidak gampang dipahami ucapannya oleh orang awam karena memakai bahasa tinggi.

Namun, bagaimanapun juga, logika berpikir seorang calon pemimpin haruslah terlihat. Itu yang perlu digali dalam debat antar capres di kampus.

Pada akhirnya, kedewasaan para mahasiswa untuk berpikir sehat dengan mengutamakan persatuan dan bertoleransi dengan mahasiswa lain yang berbeda pilihan politik, itulah "bingkai" kampanye di kampus.

Aksi mahasiswa menolak wacana penundaan pemilu | dok. detik.com
Aksi mahasiswa menolak wacana penundaan pemilu | dok. detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun