Demam Citayam Fashion Week (CFW) cepat sekali menyebar. Sekarang, banyak sekali anak muda di berbagai kota yang ikut-ikutan berlenggang lenggok dengan gaya anak Citayam di zebra cross yang ada di kota setempat.
Padahal, di Jakarta sendiri, CFW menimbulkan respon yang terbelah di antara para pemangku kepentingan di ibu kota. Ada yang membolehkan, dan ada yang melarang karena mengganggu ketertiban.
Akhirnya, CFW diperbolehkan di akhir pekan dan itupun diawasi oleh sejumlah petugas. Tapi, dugaan bahwa CFW hanya sekadar tren sesaat dan akan habis dengan sendirinya, bisa terbantahkan dan justru menular ke kota lain.
Dan yang mengikuti gaya CFW bukan lagi remaja bergaya khas anak pinggiran, tapi justru mereka yang lebih dewasa dan berasal dari kalangan menengah ke atas.
Di Jakarta, beberapa selebriti papan atas pernah memanfaatkan kawasan Dukuh Atas sebagai ajang untuk membuat konten media sosial. Dukuh Atas adalah tempat aksi remaja CFW digelar selama ini.
Para pejabat pun tak urang juga ketularan, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kemudian, ada berita terbaru, seorang camat di Payakumbuh, Sumbar, telah menjadi korban gara-gara konten ala CFW yang dibuatnya.Â
Dewi Novita, Camat Payakumbuh Timur, dicopot jabatannya sebagai camat dan dimutasi menjadi Sekretaris Satpol PP Kota Payakumbuh.
Awalnya, berita di media massa dan media sosial cukup heboh juga karena Dewi diberitakan dipecat. Namun, Wali Kota Payakumbuh mengatakan tidak ada pemecatan, hanya mutasi biasa, dan eselonnya tetap sama.
Sebelum adanya pencopotan jabatan itu, nama Dewi Novita mendadak viral di kalangan warganet gara-gara Dewi membuat konten ala CFW di akun tiktok miliknya @dewi.centong.Â
Dewi mengubah nama Citayam Fashion Week menjadi Payakumbuh Fashion Week. Ya, mungkin soal gayanya berpose dan menggunakan penyeberangan jalan, meniru CFW.