Bahkan, kalaupun ada prestasi yang telah ditorehkannya dalam menjalankan tugas dari atasan, mereka tak mau mengatakannya di forum rapat.Â
Adakalanya, prestasinya selama ini jadi "tenggelam" karena tidak terlihat di permukaan. Atau, lebih parah lagi bila si pendiam yang bekerja, namun diakui sebagai prestasi orang lain yang besar suara.
Namun, bagi mereka yang pendiam jangan buru-buru pesimis. Ada kiat yang bisa dilakukan agar kemampuannya bisa dilirik oleh pimpinan perusahaan.
Pertama, cobalah untuk menuliskan ide-ide yang positif untuk kemajuan perusahan di media internal. Perusahaan skala menengah ke atas, rata-rata punya semacam majalah, buletin, atau sejenis itu.
Kalaupun sekarang bukan lagi era media cetak, paling tidak media internal perusahaan dalam format digital, biasanya bisa dimanfaatkan oleh staf di lingkungan perusahaan tersebut.
Biasanya, orang yang kuat ngomong malas menulis, sedangkan yang malas ngomong, mampu menulis dengan baik. Meskipun juga ada yang serba bisa.
Cukup banyak contoh, staf yang rajin menulis akhirya punya karier bagus, meskipun tidak menjadi bintang kalau lagi dalam forum rapat. Paling tidak, di perusahaan tempat saya bekerja, hal ini sudah terbukti.
Kedua, boleh saja si pendiam tidak bersuara di forum rapat resmi. Tapi, saat coffe break, atau ketika bertemu secara informal dengan pimpinan, usahakan untuk berbicara tentang ide-ide positif.
Biasanya, kalau si pimpinan tertarik, akan dipanggil ke ruang kerjanya. Lalu, jelaskan secara panjang lebar ide-ide itu tadi. Cara ini juga efektif dalam meniti karier.
Ketiga, keengganan berbicara di forum resmi, sedikit demi sedikit mulai dikurangi. Biarkan mereka yang ekstrover memborong pembicaraan terlebih dahulu.
Tapi, kemudian si introver perlu memberanikan diri ikut berbicara yang bersifat menyempurnakan ide-ide dari si ekstrover sebelumnya.