Maksudnya, harga minyak dan gas di pasar internasional memang juga naik dan Pertamina sekadar mengikuti saja.Â
Lalu, karena rupiah juga  terdepresiasi (melemah nilainya) terhadap dolar AS, jelas berpengaruh pula pada harga gas dalam negeri.
Sedangkan harga gas bersubsidi, yakni ukuran 3 kg (lebih populer disebut dengan gas melon, sesuai warna tabung elpijinya), tetap tidak naik.
Ya sudah, tulisan ini hanya sekadar mengingatkan saja kepada bunda-bunda, jangan kaget harga gas naik lagi dan naik lagi.
Mohon dimaklumi, karena para konsumen tidak dalam posisi bisa melakukan apapun, selain menerima kenyataan. Emangnya ada yang mau kembali pakai kayu bakar?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!