Keterbelahan opini yang berkembang adalah dengan mengkotak-kotakkan MotoGP sebagai kebanggan pusat dan Formula E sebagai kebanggan daerah.Â
Namun demikian, dugaan politisasi sedikit banyak bisa ditepis karena pada hari H, Presiden Jokowi hadir langsung menonton balapan.
Presiden Jokowi juga didaulat untuk menyerahkan trofi kepada peraih podium, yakni pembalap asal Selandia Baru, Mitch Evans. Sedangkan trofi kepada tim Jaguar sebagai juara konstruktor diserahkan oleh Anies Baswedan.
Selain Presiden Jokowi, ada juga Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, dan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, yang menyaksikan langsung dan mengapresiasi terselenggaranya Formula E Jakarta.
Sedangkan untuk level menteri, antara lain terlihat Menteri Pariwisata dan Ekomomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah.
Jadi, jelaslah, tak ada alasan yang tepat untuk mengatakan pemerintah pusat tidak mendukung atau tidak mengapresiasi Formula E Jakarta.
Hanya, bahwa pada awalnya ada kesan dukungannya tidak terlalu bergema, ini mungkin problem komunikasi dengan pihak media massa yang kurang digarap.
Presiden Jokowi beberapa hari sebelum pelaksanaan Formula E pernah pula mengecek kesiapan sirkuit di Ancol didampingi Anies. Jokowi dan Anies terlihat kompak.
Ya, memang begitu, maksudnya sudah sewajarnya semua gubernur dekat dengan Presiden. Apalagi, Gubernur DKI Jakarta yang posisinya sangat strategis.
Toh, bagaimanapun sampai hari ini masih Jakarta yang menjadi ibu kota negara, meskipun nantinya ibu kota akan dipindahkan ke sebuah kawasan di Kalimantan Timur.
Memang, secara program pembangunan, ada program yang diinisiasi oleh pemerintah pusat, ada pula yang menjadi program pemerintah daerah. Tapi, masyarakat tidak akan membedakannya seperti itu.