Memang, kondisi sekarang perlu kita syukuri, tapi jangan sampai lepas kendali dengan menganggap semuanya sudah normal seperti sebelum pandemi.
Jika lepas kendali, keuntungan ekonomi akan tidak berarti, karena biaya untuk mencegah panularan pamdemi akan lebih besar lagi.
Sejak pandemi merebak hampir dua tahun lalu, saya rutin memantau perkembangan kasus baru pasien yang terpapar Covid-19 secara harian.
Biasanya sekitar jam 5 sore, beberapa situs media daring sudah memberitakan penambahan kasus harian baru secara nasional dan sebarannya per provinsi.
Kemudian juga ditambahkan data jumlah pasien yang sembuh serta pasien yang meninggal dunia di hari tersebut.
Selain data nasional, saya sengaja memantau data di DKI Jakarta karena saya tinggal di ibu kota. Sumbar dan Riau juga saya pantau karena saudara-saudara saya tinggal di sana.
Nah, setelah puncaknya pertengahan tahun ini dengan kasus harian tertinggi di angka 50.000-an orang secara nasional, sejak beberapa minggu terakhir masyarakat bisa lebih tenang dengan kasus harian "hanya" ratusan orang.
Tapi, ratusan orang tidak bisa dianggap "hanya". Sebetulnya tetap perlu waspada. Itu pertanda peperangan melawan Covid-19 belum usai. Jadi, kita jangan sampai lengah.
Apalagi sekarang muncul varian baru yang disebut varian omicron dan berasal dari Afrika Selatan. Konon daya tularnya lebih cepat dari varian delta yang menggoyang negara kita sebelumnya.
Jelaslah, kembali pada keputusan pemerintah yang akan memperketat aturan protokol kesehatan pada libur nataru, bukan sesuatu yang berlebihan, bahkan sudah seharusnya.
Toh, semua itu demi kita semua juga. Roda perekonomian memang harus berputar kembali, tapi tidak dengan menambah risiko peningkatan kasus baru Covid-19.