Jika saya yang tinggal di Jakarta bepergian dengan mobil pribadi ke Bandung lewat jalan tol, saat melewati kilometer 90-100, selalu ekstra hati-hati karena relatif seringnya kecelakaan terjadi di area tersebut.
Namun demikian, bukan berarti kalau sudah melewati area itu, kehati-hatian jadi jauh berkurang. Pada dasarnya, sepanjang kita berkenderaan, terutama bila menjadi pengemudi, harus senantiasa berhati-hati.
Kehati-hatian semakin ditingkatkan kalau melewati jalan tol, karena kenyamanannya bisa membuat kita terlena dan kehilangan kewaspadaan.
Justru semakin mulus jalan tol yang dilewati, pengemudi semakin terpacu buat menekan pedal gas, sehingga tahu-tahu di dashboard, terlihat kecepatan sudah di atas batas maksimum yang diperkenankan.
Sering berpindah-pindah jalur, kurang menjaga jarak dengan mobil yang di depan, termasuk dengan truk besar yang larinya pelan, juga mengandung bahaya.
Tapi, "musuh" yang paling utama bagi pengemudi adalah bagaimana melawan rasa kantuk yang karena kenyamanan di jalan tol, semakin bertambah rasa kantuknya.
Sebetulnya, obat terbaik adalah istirahat sejenak. Namun, jarak antara satu rest area dengan rest area berikutnya, adakalanya relatif jauh.
Lagi pula, pengemudi ingin segera sampai di tempat tujuan, sehingga mengabaikan rasa kantuk tersebut atau melawannya dengan beberapa jurus sebagai berikut:
Pertama, membawa camilan. Kalau mulut lagi mengunyah, rasa kantuk bisa dikurangi. Camilan yang lebih kuat mengusir kantuk adalah yang kalau dikunyah berbunyi seperti kacang dan kerupuk.
Tapi, bagi yang suka permen, bisa juga dicoba, meskipun mungkin tak sedahsyat kacang dan kerupuk dalam melawan rasa kantuk.
Kedua, mendengar musik dan ikut bersenandung. Tidak perlu malu meskipun suara tidak merdu, bahkan tidak masalah kalau membuat sumbang lagu yang tengah diputar.