Begitulah lebih kurang teori mengelola uang yang baik. Hanya saja, menurut saya, hal di atas terlalu text book.
Bagi mereka yang punya pendapatan sama atau di bawah upah minimum regional (UMR), teori di atas belum tentu semuanya bermanfaat.
Tapi, bagaimanapun, tentu bagus jika mereka mampu menerapkan cara mengelola uang yang baik, agar uang yang ada cukup untuk menutupi keperluan selama sebulan.
Percaya atau tidak, masih banyak lho pekerja yang digaji di bawah UMR dan tidak didapat informasi apakah luput dari perhatian pemerintah.
Nah, bagi mereka yang hidup seperti itu, jika mengacu pada teori di atas, seharusnya mereka menyisihkan dulu gajinya untuk biaya rutin bulanan seperti sewa rumah dan biaya listrik.
Setelah biaya bulanan disisihkan, uang yang tersedia dibagi rata untuk 30 hari. Inilah yang setiap hari diambil buat makan, transportasi, dan sebagainya.
Namanya juga hidup sangat pas-pasan, diperkirakan mereka tak punya lagi dana yang bisa disisihkan untuk menabung, apalagi untuk berinvestasi.
Maka, bila ada kerabatnya yang memberikan "ceramah" tentang pentingnya menabung, mungkin mereka akan tersenyum, tapi senyuman pahit.
Menceramahinya untuk berhemat pun perlu hati-hati, bila pada kenyataaanya mereka hanya makan dua kali sehari dengan lauk tempe dan sayur.Â
Bahkan, seperti telah disinggung di awal tulisan ini, ada orang yang pada tanggal tua terpaksa berpuasa.
Bila kita punya teman atau famili yang seperti itu, sebetulnya mereka membutuhkan bantuan, mana tahu kita punya dana lebih, baik atas nama zakat atau sekadar bantuan biasa.