Kunci kemenangan Malaysia terletak pada keberhasilannya mencuri poin di nomor ganda, yang di atas kertas harusnya dimenangi pasangan kita bila mengacu pada peringkat dunia.
Ironisnya, Malaysia sekarang pelatih kepalanya adalah Hendrawan, pemain bulutangkis Indonesia yang pernah menjadi juara dunia pada 2001.
Ada lagi nama Flandy Limpele, pebulutangkis Indonesia yang kini melatih pasangan ganda putra Malaysia Aaron Chia-Soh Wooi Yik.
Pasangan Malaysia tersebut dua kali mempecundangi pasangan terkuat Indonesia, Kevin Sanjaya-Marcus Fernaldi, di Olimpiade Tokyo dan di Piala Sudirman.
Sedangkan Hendrawan secara khusus melatih jagoan tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, yang di Piala Sudirman mengandaskan perlawanan pemain kita, Anthony Ginting
Nah, setelah gagal di Piala Sudirman, mulai hari ini para pemain kita harus kembali berjuang agar mampu merebut Piala Thomas yang berlangsung di Denmark.
Bagaimanapun, Indonesia masih diperhitungkan dalam percaturan bulutangkis dunia, khususnya untuk putra, karena faktor sejarah itu tadi.
Tapi, Indonesia jangan puas dengan sejarah masa lalu. Lama-lama akan dilupakan orang jika tak ada pemain pengganti yang meneruskan kejayaan tersebut.
Ujian paling dekat, ya merebut Piala Thomas. Kita harapkan 7 pemain kita, yakni dari tiga nomor tunggal dan dua pasang pemain ganda akan menjadi "the magnificent seven" yang baru.
Bersamaan dengan perebutan Piala Thomas, di tempat yang sama juga dilaksanakan perebutan Piala Uber.
Hanya saja, untuk Uber memang berat bagi kita bila ingin membawa trofi ke Indonesia. Peringkat dunia pemain kita tidak begitu menjanjikan.