Berbicara tentang komedi, ada banyak genre sebetulnya, tidak hanya sekadar komedi yang dibawakan oleh sebuah grup lawak dan pelawak tunggal atau stand up comedy.
Dulu, pada awal dekade 1970-an, grup lawak paling top adalah Kwartet Jaya yang beranggotakan Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud.
"Otak" dari Kwartet Jaya adalah Bing Slamet, seorang seniman tulen yang selain menjadi pelawak juga seorang penyanyi.
Beberapa film komedi dengan Bing Slamet sebagai aktor utama, meledak di pasaran, seperti Bing Slamet Setan Djalanan (1972) dan Bing Slamet Dukun Palsu (1973).
Meskipun berumur pendek, meninggal pada tahun 1974 di usia 47 tahun, Bing Slamet diakui sebagai pelawak legendaris Indonesia.
Pada akhir dekade 70-an, muncul grup lawak yang lebih intelek karena semua angotanya berstatus mahasiswa dan kemudian mereka menjadi sarjana.
Grup dimaksud adalah Warkop Prambors yang terdiri dari Dono, Kasino, Indro dan Nanu.
Nanu kemudian mengundurkan diri, dan agar tidak menimbulkan dispute dengan pemilik nama Prambors (nama stasiun radio swasta di Jakarta), nama grup ini berubah jadi Warkop DKI yang juga menjadi inisial nama masing-masing anggotanya.
Film-film Warkop DKI yang diproduksi 2 kali setahun di dekade 1980-an, laris manis di bioskop.Â
Apalagi, film tersebut sengaja diputar pada waktu yang tepat, yakni sekitar hari lebaran dan sekitar hari natal dan tahun baru.
Tentu masih banyak grup lawak lain yang berjaya pada era sebelum tahun 2000, seperti Grup Bagito, Empat Sekawan, Jayakarta, D'Bodors, Bagio CS, Srimulat, Patrio, dan sebagainya.