Berkali-kali notifikasi masuk di gawai saya dari sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai alat pembayaran non tunai. Isi pesannya, saya masih punya sejumlah voucher belanja yang kalau tidak digunakan, besok akan hangus.
Belum lagi dari aplikasi yang lain, saya juga sering dapat voucher seperti itu. Ada yang memberikan potongan harga untuk berbelanja barang tertentu di tempat tertentu.
Voucher dengan metode cashback sering pula saya terima. Umpamanya, saya belanja dengan mengurangi saldo akun saya di aplikasi tertentu senilai Rp 250.000.
Setelah transaksi berhasil, akun saya akan mendapat cashback yang menambah saldo, misalnya sebesar Rp 25.000 atau 10 persen dari nilai belanja.
Ada pula yang menggratiskan ongkos kirim (ongkir), untuk beberapa jenis barang jika saya belanja pakai aplikasi tersebut.
Juga ada voucher yang memberikan bonus bila berbelanja sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku. Umpamanya, beli satu item barang dapat bonus satu item lagi.
Pertanyaannya, haruskah saya menggunakan semua itu? Saya harus mengambil keputusan secara cepat, karena itu tadi, berlakunya voucher untuk waktu yang amat singkat.
Sepertinya, memang ada niat pihak pengirim voucher memainkan sisi psikologis konsumennya. Dengan waktu berlaku yang mepet, diharapkan konsumen segera berbelanja.
Masalahnya, tak semua barang yang bisa dibeli dengan voucher itu yang betul-betul saya butuhkan.
Buat apa membeli barang atau jasa hanya sekadar agar voucher itu tidak mubazir. Justru, menurut saya, membeli barang dan jasa yang tidak saya perlukan itulah yang mubazir.
Lagi pula, nilai voucher itu relatif kecil. Artinya, kalau saya belanja, meskipun sudah dapat diskon, saya tetap perlu mengeluarkan uang yang cukup besar menurut ukuran kantong saya.