Keempat, banyak pula pejabat teras dari Jakarta, baik dari perusahaan tempat saya bekerja, atau instansi lain yang menjadi rekanan, datang ke Bali untuk kunjungan dinas atau sengaja berlibur.
Kelompok seperti ini, menjamunya juga di tempat yang eksklusif. Tentu makanannya istimewa, pakai hidangan pembuka, hidangan inti, dan penutup.
Pokoknya bertugas di Bali itu identik dengan makan enak. Jika menjamu tamu kantor, semuanya ditanggung dinas. Tapi, bila tamu pribadi, ya harus menguras kantong sendiri.
Secara pribadi, lidah Padang saya tetap menyukai masakan Padang, dan yang paling enak ketika itu sebuah rumah makan Padang tak jauh dari Bandara Ngurah Rai.
Tapi, restoran yang berkelas kalau menjamu pejabat tinggi banyak bertebaran di Seminyak. Atau, makan ikan bakar di alam terbuka di kawasan Jimbaran.
Itulah "musibah" yang saya alami di Bali, sering menjamu tamu dan perut makin maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H