Bahwa bagi mereka yang tak lama lagi memasuki masa pensiun, sering dihantui hal yang mencemaskan, saya juga pernah merasakan seperti itu.
Ya, mungkin tidak semuanya begitu. Tapi, bila saya melihat kondisi sebagian besar senior saya yang telah duluan memasuki masa pensiun, mereka terlihat mengalami penurunan kualitas kehidupan, yang dapat dilihat dari beberapa hal.
Pertama, dilihat dari penghasilan, penurunan itu menurut saya terlalu tajam. Apalagi bagi mereka yang pernah memegang jabatan level menengah ke atas, ketika pensiun, bila mereka tak punya simpanan, ibaratnya terjun bebas.
Soalnya, kebetulan struktur penggajian di perusahaan tempat saya lama mengabdi, memang jomplang. Gaji pokoknya standar saja, tapi yang lumayan besar adalah tunjangan jabatan.
Lalu juga ada bonus tahunan yang selalu ditunggu karyawan. Tapi, bonus ini dihitung berdasarkan nilai kinerja individu. Mereka yang nilainya "sangat memuaskan", bonusnya bisa setara dengan beberapa bulan gaji plus tunjangan.
Nah, bayangkan, ketika pensiun, tentu tidak ada bonus. Satu-satunya sumber penghasilan hanyalah uang pensiun bulanan, yang dihitung dengan persentase tertentu dari gaji pokok terakhir saat masih berdinas.Â
Sedangkan tunjangan jabatan yang besar itu tadi, tidak ada pengaruhnya, dalam arti tidak menambah penerimaan uang pensiun bulanan.
Karena saya tidak mau terjun bebas, maka saya mencoba disiplin menabung. Setelah tabungan tersebut melewati angka tertentu, dikonversi menjadi deposito yang bunganya di atas bunga tabungan.
Ada lagi yang lebih tinggi bunganya dari deposito dan sama amannya, yakni membeli obligasi yang diterbitkan pemerintah. Jika kita membeli obligasi tersebut, artinya kita memberi pinjaman kepada pemerintah.
Kesempatan buat mendapat kredit karyawan yang bunganya relatif rendah, jangan dilewatkan. Pinjaman tersebut sebaiknya dijadikan sebagai investasi, misalnya dengan membangun kios atau beberapa petak rumah untuk kos-kosan.
Sewa kios atau kos-kosan yang diterima, usahakan agar lebih tinggi dari beban bunga kredit yang harus dibayar.Â