Sekarang, kebutuhan terhadap internet, boleh dikatakan bersifat mutlak. Tidak hanya orang kota saja, warga desa pun juga membutuhkan internet.
Demikian pula dari sisi usia pengguna internet, menyapu segala usia, kecuali bayi dan lansia yang sudah sangat pikun. Bahkan, anak sekolah pun wajib punya, karena materi pelajaran dilakukan secara online oleh gurunya.
Betapa tidak, dari bangun pagi hingga tidur lagi di malam hari, benda yang harus selalu berada dalam jangkauan kita, adalah gawai.Â
Zaman sekarang hampir semua orang punya gawai, bahkan ada orang yang punya 2 atau 3 gawai. Bepergian ke manapun, boleh saja ketinggalan dompet, tapi jangan sampai gawainya tertinggal.
Nah, gawai tanpa internet, akan kehilangan fungsi utamanya, karena berbagai aplikasi yang terpasang di gawai memerlukan jaringan internet.
Mulai dari bekerja, belajar, bertransaksi, mendapatkan informasi, berkomunikasi, berekreasi, menyalurkan hobi, bahkan juga beribadah, akan terasa lebih gampang dengan tersedianya internet.
Jangan mengira orang yang rajin bermain gawai yang terhubung dengan internet adalah kaum rebahan yang pemalas dan cenderung konsumtif.
Ya, yang berinternet untuk main-main seperti itu mungkin banyak. Tapi, mereka yang lebih produktif dengan memanfaatkan teknologi informasi juga cukup banyak, sehingga menambah penghasilan mereka.
Apapun itu, mau jadi orang yang konsumtif atau produktif, sekali lagi, semuanya mutlak membutuhkan hubungan internet.Â
Ibaratnya, tanpa internet, dunia terasa seperti kiamat. Apalagi saat adanya pembatasan sosial untuk mengendalikan pandemi seperti sekarang.
Namun, tentu saja dampak negatif dari internet perlu diwaspadai. Jangan sampai seseorang berhasil terhindar dari virus corona, tapi malah terpapar "virus" pornografi, radikalisme, separatisme, atau menghujat kelompok yang berbeda pilihan politik.