Fenomena berkibarnya bendera putih di Malaysia telah menular ke Indonesia. Di negara jiran itu, rumah yang di depannya mengibarkan bendera putih, artinya penghuni di sana sudah memberikan tanda menyerah dan berharap dapat bantuan.
Dengan bendera putih, para relawan setempat lebih gampang mengidentifikasi warga yang perlu dibantu dengan menaruh makanan di depan rumah yang memasang bendera.
Lebih lanjut, hal tersebut juga bisa ditafsirkan sebagai simbol rasa frustrasi sebagian warga Malaysia atas penanganan pengendalian pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah di bawah kepemimpinan Perdana Meneteri Muhyiddin Yassin.
Seperti halnya di Indonesia, pandemi Covid-19 di Malaysia juga mengalami lonjakan drastis dalam 2 bulan terakhir ini, sehingga pergerakan masyarakat menjadi sangat dibatasi atau oleh media massa disebut dengan lockdown.
Sementara di Indonesia, tentang istilah apa yang dipakai pemerintah untuk menamakan kebijakannya, sering berubah. Yang pasti, pemerintah tak mau menyebut lockdown.
Tapi, dengan istilah yang digunakan sekarang, yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, atau Level 3 (tergantung kondisi di masing-masing kabupaten dan kota), juga membuat banyak pelaku usaha kecil semakin menderita.
Menariknya, fenomena bendera putih di Malaysia, diikuti dengan munculnya bendera hitam. Nah, ini sudah memasuki ranah politik, karena tujuannya meminta Muhyiddin Yassin lengser dari kursi Perdana Menteri.
Selain itu, mereka yang mengibarkan bendera hitam juga menuntut agar parlemen bersidang dan mencabut keadaan darurat.
Lalu, bagaimana yang terjadi di Indonesia?Â
Seperti dilansir dari Kompas.com (24/7/2021), berdasarkan unggahan di media sosial, pemasangan bendera putih di Indonesia dilakukan oleh pedagang kaki lima di sejumlah tempat. Unggahan tersebut sempat viral.