TVRI adalah cinta pertama saya, karena saat saya kenal yang namanya televisi, satu-satunya pilihan, ya hanya TVRI. Tapi, setelah bermunculan banyak televisi swasta, saya mencoba untuk setia.
Yang saya maksudkan dengan setia, saya tidak pernah betul-betul meninggalkan TVRI, meskipun tentu saja menikmati berbagai acara menarik yang disiarkan televisi lain.
Seperti saat saya mengetik artikel ini, saya lagi menikmati siaran langsung dari Tokyo, Jepang, berupa pertandingan sepak bola di ajang pesta olahraga dunia, Olimpiade.
Kebetulan yang lagi berlaga, dua negara dengan nama besar dalam kancah persepakbolaan dunia, Brazil dan Jerman. Skor akhir adalah 4-2 untuk kemenangan Brazil.
Tapi, ngomong-ngomong, acara TVRI yang paling saya suka, dan itu yang membuat saya jatuh cinta, adalah siaran "Dunia Dalam Berita" setiap pukul 21.00 WIB.
Dulunya, inilah berita yang menurut saya lebih beragam dan objektif. Soalnya, pada siaran berita lain, didominasi oleh berita nasional yang mempertontonkan acara seremonial yang dihadiri oleh Presiden Soeharto.
Atau, penjelasan dari Menteri Penerangan Harmoko yang berpanjang-panjang (tapi pemirsa tidak bisa pindah saluran, karena itu tadi, tak ada siaran televisi lain), dengan awal kalimatnya yang khas: "Menurut petunjuk bapak Presiden,........".
Para penyiar acara Dunia Dalam Berita yang saya sukai, antara lain Sazli Rais, Inke Maris, dan Tuti Adhitama. Rata-rata suara penyiarnya memang enak didengar.
Dari referensi yang ada, acara Dunia Dalam Berita pertama kali disiarkan pada 22 Desember 1978. Acara ini langsung membuat banyak pemirsa kepincut, termasuk ibu-ibu yang tidak begitu suka membaca koran, ikut menyimak.
Ketika terjadi perang antara Inggris dan Argentina pada tahun 1982 dan juga antara Iran melawan Irak, juga di dekade 80-an, saya rutin mengikutinya melalui Dunia Dalam Berita.
Topik yang beragam dan berasal dari berbagai belahan dunia, itu yang membuat saya bertahan selama acara yang berdurasi 30 menit itu berlangsung.