Jadi, berita yang diketengahkan bukan hanya dari negara maju di benua Eropa dan Amerika, tapi juga tentang kemiskinan, kudeta, dan perang suku di Afrika.
Tapi, perkembangan media televisi setelah pihak swasta diperkenankan beroperasi, membuat TVRI menjadi sang pelopor yang tersisih dari arena persaingan yang ketat.
Maka, Dunia Dalam Berita terpaksa berhenti tayang karena buruknya jumlah peringkat penonton sejak 31 Desember 2008. Memang, kalau konten berita, televisi khusus berita seperti Metro TV, TV One, dan Kompas TV, lebih disukai banyak orang.
Namun demikian, ketika TVRI dinakhodai Helmy Yahya, beberapa acara yang dulu ngetop, kembali dihadirkan. Pada 1 Januari 2018, Dunia Dalam Berita mulai disiarkan lagi, tentu dengan penyiar generasi baru, dan ada sedikit modifikasi.
Meskipun menurut saya tidak lagi semenarik seperti di era sebelum 2008, namun masih lumayan, sehingga saya juga relatif sering mengikuti acara Dunia Dalam Berita versi baru itu
Eh, tahu-tahu sejak beberpapa hari terakhir ini, mungkin sudah 2 minggu, Dunia Dalam Berita lenyap lagi. Saya coba menunggu, mungkin jam tayangnya ditunda, tidak lagi pukul 21.00 WIB.Â
Tapi, memang tidak ada penundaan siaran. Kesimpulan saya, Dunia Dalam Berita dihentikan oleh pihak manajemen TVRI. Ya sudahlah, saya terima dengan lapang dada.
Hanya saja, saya masih ada uneg-uneg lain. Jujur, saya kecewa, sudah sekitar dua bulan ini, TVRI terlalu sering mengulang-ngulang materi siaran yang diproduksi pada tahun sebelumnya, mungkin di awal pandemi, karena pembawa acaranya mengingatkan pemirsa untuk mematuhi protokol kesehatan.
Sekadar menyebut beberapa contoh, acara yang terlalu sering diulang tersebut adalah acara anak-anak (Buah Hatiku Sayang dan Mari Menggambar), sinetron Losmen Reborn, dan berbagai acara musik.
Pertanyaannya, apakah lenyapnya Dunia Dalam Berita dan beberapa acara yang sering diulang itu, karena ketiadaan anggaran atau karena ketiadaan SDM yang mencukupi?
Seperti diketahui, saat ini, terutama di Jabodetabek, relatif banyak warga yang terpapar Covid. Bisa jadi, di antara para personil TVRI, banyak yang terpapar, sehingga mengganggu dalam memproduksi acara.