Sabtu, 17 Juli 2021, pukul 17.41.Â
Maafkan aku, teman. Sudah lama kita tidak saling kontak. Jika kulihat di gawaiku, terakhir kamu berkirim kabar pada November 2020. Tentu saja waktu itu setiap hari di Jakarta masih banyak warga yang terpapar Covid. Tapi, alhamdulillah, kamu sehat walafiat.
Kamu mengirim kembali foto-foto kebersamaan saat kita satu tim kerja. Ada foto yang sangat berkesan. Kita berenam, 4 lainnya adalah ibu-ibu, hanya kita berdua yang lelaki, lagi berada di atap gedung berlantai 36 di Jakarta Pusat.
Atap berupa ruangan luas terbuka yang sebagian merupakan landasan untuk pendaratan helikopter, membuat kita gamang, soalnya angin lumayan kencang.
Kalau tak salah kita berfoto pada November 2017 karena sekaligus sebagai perpisahan dengan Bu H yang kontrak kerjanya sudah habis dan tidak diperpanjang.Â
Kemudian satu tahun setelah itu, aku kaget ketika kamu mengajukan resign sebelum kontrakmu habis. Ternyata bank lain telah menunggumu dengan take home pay yang jauh lebih besar.
Nah, hari ini aku menerima sebuah pesan dari Bu H, menyatakan saat ini kamu dirawat di ICU Rumah Sakit Cipto, Jakarta Pusat. Aku langsung merespon ke Bu H dengan mengucapkan terima kasih atas informasinya dan mendoakan agar kamu segera sembuh.Â
Setelah itu aku juga mengirimimu pesan via WA, tentu juga berupa doa. Sayangnya, sampai malamnya aku cek, pesan itu belum ada tanda-tanda sudah dibaca.Â
Maafkan aku teman, sungguh aku menyesal mengapa pada bulan suci yang lalu tidak sempat bertanya kabar padamu. Padahal biasanya setiap Ramadan, kamu menghubungiku untuk menyumbang ke yayasan sosial yang kamu jadi pengurus di situ.
Bahkan, sekadar mohon maaf lahir dan batin di lebaran lalu pun, tidak aku lakukan. Betapa lalainya aku terhadap seorang teman baik.
Minggu, 18 Juli 2021 pukul 10.20.Â