Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengorbankan Masa Muda demi Karier atau Sebaliknya?

17 Mei 2021   18:45 Diperbarui: 19 Mei 2021   11:23 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingkah Toni yang nekat tidak mau menuntaskan kuliahnya gara-gara gagal pada ujian komprehensif (sidang skripsi), membuat kedua orangtuanya kecewa. Padahal dosen pembimbingnya telah membujuk agar Toni ikut ujian lagi, karena kesempatan untuk jadi sarjana masih terbuka.

Setelah itu Toni belajar desain grafis secara otodidak dan sesekali mendapat order membuat logo dari teman-temannya, yang adakalanya dibayar dengan ucapan terima kasih saja. 

Saat ditantang orangtuanya untuk serius menekuni usaha desain grafis, Toni juga ragu-ragu. Katanya, kalau ada order yang terikat dengan waktu penyelesaian yang ketat, ia takut tak mampu memenuhinya.

Jadi, menurut saya, Toni punya masalah dengan rasa percaya dirinya yang rendah. Makanya ia takut berkomitmen dengan orang lain, katakanlah dengan pelanggannya bila ia berbisnis. 

Akhirnya ia senang menyendiri, menghabiskan waktu di depan laptop bermain game atau menonton video. Jelaslah, waktunya yang amat berharga banyak yang terbuang percuma.

Nah, sekarang tentang Tono, sang adik ini malah kelewat percaya diri. Dan satu lagi, target hidup Tono sangat jelas. Ia tamat kuliah pada usia 22 tahun. Lalu, sudah bekerja di tiga perusahaan, yakni perusahaan konsultan manajemen, perusahaan sekuritas, dan sekarang di konsultan IT.

Sejak bekerja, Tono yang sudah punya pacar yang juga teman kuliahnya, sama-sama menabung dengan sang pacar. Ia sudah punya target untuk menikah pada usia 25, yang akhirnya memang terwujud.

Target Tono berikutnya yang dikatakannya langsung di depan saya, ingin pindah lagi ke tempat lain yang menawarkan gaji lebih tinggi. Soalnya, ia ingin mengumpulkan uang yang banyak dan berhenti jadi orang gajian pada usia 35 tahun.

Impian Tono adalah punya usaha sendiri, ia jadi pemilik sekaligus menjadi pengelolanya, misalnya dengan menjadi direktur utama. Bidangnya yang bersinggungan dengan musik yang memang menjadi hobinya sejak kecil.

Sepertinya kehidupan Tono mulus-mulus saja. Tapi, tidak sepenuhnya begitu. Ia ingin terlihat dominan kalau berdiskusi dengan teman-temannya. Bila pendapat teman-temannya tidak mendukung pendapatnya, ia terkadang emosional, bahkan temperamental.

Tono juga tidak sabar menghadapi bos-bosnya di kantor yang katanya terlalu kaku dan kurang cepat dalam mengambil tindakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun