Jika memang masih banyak warga yang enggan divaksin, sungguh disayangkan. Padahal, saat vaksinasi pertama kali dilakukan di negara kita dan yang menerima suntikan vaksin adalah Presiden Jokowi, liputannya banyak muncul di media massa.Â
Demikian pula ketika para pejabat di semua provinsi mendapat suntikan vaksin, beritanya tersebar luas. Bukankah seharusnya hal itu bisa mengurangi keraguan masyarakat. Apalagi tidak ditemukan adanya dampak negatif yang signifikan bagi penerima vaksin.
Namun demikian, dugaan bahwa masyarakat akan antusias ingin divaksin, kalau perlu saling berebut agar lebih cepat mendapatkannya, tidak mengemuka di media massa maupun di media sosial.
Bisa jadi karena stok vaksin memang belum banyak. Bukankah ini baru tahap pertama dan masih diprioritaskan bagi tenaga kesehatan? Atau, bila nanti vaksin yang diproduksi bukan oleh negara China (yang sekarang tersedia adalah merek Sinovac buatan China), baru banyak yang ingin divaksin? Kita tunggu saja bagaimana perkembangannya.
Tapi, bagaimanapun juga, vaksinasi amat diperlukan, dan itu dilakukan bersamaan dengan menggalang kepatuhan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, agar kita secepatnya tidak lagi dihantui penularan Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H