Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Halu, Ori, Nego, Demo, Modif, Notif, dan Banyak Lagi

6 Desember 2020   17:01 Diperbarui: 7 Desember 2020   22:30 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. kamuslengkap.com

Mungkin tidak banyak yang menyadari, masyarakat kita, terutama kalangan generasi muda, ternyata punya gaya bahasa yang efisien. Paling tidak, hal ini terlihat dari kebiasaan memendekkan atau meringkas sebuah kata yang terdiri dari beberapa suku kata, menjadi hanya dua suku kata terdepan saja.

Jika seseorang mencari barang yang branded, ada dua pilihan, yakni mau yang "ori" atau KW? Nah, "ori" tersebut adalah gaya ringkas untuk original atau orisinil, maksudnya yang asli. Adapun KW, konon diambil dari "kwalitas" (versi bakunya: kualitas), yang maksudnya barang tiruan.

Baik, kita lihat contoh berikutnya. Sebuah kata yang relatif belum lama populer adalah "halu", yang berasal dari halusinasi. Halusinasi sendiri sudah lama dikenal yang artinya kurang lebih hanya khayalan semata. 

Misalnya, jika seorang anak muda pengangguran dengan tampang pas-pasan mengatakan bahwa ia ingin punya istri secantik penyanyi Isyana Sarasvati, maka mudah ditebak, ia lagi halu.

Anda pernah membaca iklan baris penjualan mobil atau rumah second alias yang sudah dipakai? Sangat lazim ada keterangan bahwa harga yang tercantum di iklan tersebut masih bisa dinego. Maksud nego adalah negosiasi (jangan keliru, bukan negoisasi) atau bisa ditawar.

Seperti kata nego, istilah "demo" juga sudah lama dikenal sebagai pengganti demonstrasi, meskipun sudah ada sinonimnya, yakni unjuk rasa. Tapi, demo bisa berarti unjuk rasa, bisa juga semacam unjuk kebolehan, biasanya bagian dari promosi. Misalnya, demo memasak, demo menjahit, dan sebagainya.

Bagi yang tinggal di Jakarta, tentu sangat akrab dengan kata demo. Waktu mengendarai mobil, biasanya pengendara akan menyetel radio untuk memperoleh informasi kawasan mana yang perlu dihindari, karena lagi ada demo.

Yang lain yang juga sudah umum, dan tidak dianggap sebagai bahasa gaul, adalah memendekkan "poliklinik" menjadi "poli" saja. Ada poli gigi, poli penyakit dalam, poli mata, dan sebagainya. Jadi, kalau seorang wanita mengatakan lagi berada di poli, bukan berarti ia lagi dipoligami oleh suaminya.

Anak muda yang hobi naik motor, apalagi yang menjadi anggota geng motor, biasanya sering memodif motornya. Tahu kan apa itu modif? Ya, betul, itu dari kata modifikasi. Ada yang memodif bagian knalpotnya, ada yang memodif lampu-lampunya.

Jika suatu saat ada yang bertanya, apakah anda sudah menerima notif dari bank, nah itu maksudnya notifikasi. Sebagai contoh, bila ada transfer masuk, si penerima tak usah capek-capek mengecek rekeningnya, ada bank yang secara otomatis mengirim notifikasi ke gawai si penerima.

Apalagi yang dipendek dengan format mengambil dua suku kata pertama? Masih banyak sebetulnya, antara lain "aksel" untuk akselerasi, dan "remed" untuk remedial. Ini memang istilah yang sering digunakan di bangku sekolah atau kuliah. Di dunia hiburan, dikenal kata "seleb" yang artinya selebriti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun