Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Jakarta-Padang Lewat Darat, Bagaimana Cara Makan Hemat?

5 November 2020   07:00 Diperbarui: 9 November 2020   07:34 5220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat peandangan kawasan Mandeh dari Bukit Panorama Satu kawasan wisata Mandeh.(KOMPAS.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)

Bagi urang awak seperti saya yang berdomisili di Jakarta, pulang ke kampung halaman  di Payakumbuh, Sumbar, menjadi hal yang biasa. Karena pada umumnya, ikatan batin para perantau tidak berkurang terhadap sanak saudaranya yang masih berdiam di kampung.

Bila ada saudara dekat yang menikah atau menikahkan anaknya, ada yang sakit keras atau meninggal dunia, saya akan berusaha untuk pulang. Adapun untuk mudik lebaran, saya tidak melakukannya setiap tahun, karena pulang lebaran cukup menyita waktu dan menguras dompet. Kendaraan para perantau memacetkan jalan raya di Sumbar, sedangkan harga tiket pesawat naik tajam.

Jadi, kalau pulang waktu lebaran, saya memilih membawa kendaraan pribadi. Soalnya, bila naik pesawat untuk lima orang (saya, istri, dan tiga anak), relatif mahal, padahal di kampung pun butuh kendaraan.

Sekarang, di masa pandemi ini, dari informasi teman-teman saya, mereka yang pulang kampung lewat jalan darat semakin banyak, baik dengan kendaraan pribadi, maupun naik bus. 

Alasannya, jalan tol Jakarta-Palembang sudah beroperasi sehingga memangkas waktu tempuh. Selain itu, malasnya penumpang pesawat yang harus cek darah sebelum terbang, membuat sebagian berpindah ke jalur darat.

Baik, tulisan ini pada bagian berikutnya lebih fokus membahas bagaimana cara berhemat dalam pengeluaran untuk makan dan minum selama dalam perjalanan dari Jakarta ke berbagai kota di Sumbar dan sebaliknya. Waktu tempuhnya sebelum ada tol dari Bandarlampung ke Palembang, selama 2 hari 1 malam atau sekitar 30 hingga 32 jam.

Waktu tempuh tersebut akan lebih lama bila beristirahat dulu beberapa jam di jalan. Biasanya banyak yang memilih tidur dalam mobil yang diparkir di halaman pom bensin, sekalian mandi dan salat di area pom bensin tersebut.  Kalau ingin lebih nyaman, sebaiknya melilih hotel kelas melati yang tidak sulit ditemui di kota-kota yang dilewati.

Dengan waktu tempuh tersebut, agar energi tetap tersedia, paling tidak perlu mengisi perut sebanyak 4 hingga 5 kali. Bagi penumpang bus, karena tidak ada berhenti untuk istirahat yang agak lama, biasanya cukup 4 kali makan saja. Jelas, dengan frekuensi makan sebanyak itu, sedikit berhitung tentang kocek yang harus dirogoh, wajar-wajar saja.

Dari sekian banyak alternatif, yang paling murah tentu saja membawa nasi sendiri lengkap dengan lauk pauknya. Itupun agar nasi tidak basi sampai hari kedua, perlu menggunakan termos nasi. 

Apabila membawa nasi terasa merepotkan, tak ada salahnya membawa lauk kering saja. Misalnya dengan membawa rendang, teri kacang balado, abon daging sapi, dan sebagainya. Nanti sewaktu makan di jalan, tinggal pesan nasi dengan sayur saja, pasti jadi lebih hemat.

Masalahnya, mau memilih rumah makan yang mana dari sekian banyak rumah makan yang gampang ditemui di perjalanan. Nah, yang paling wajar harganya, memilih bukan tempat makan untuk penumpang bus yang jauh dari pusat kota. Pengendara mobil pribadi, sebaiknya jika melewati suatu kota, jangan ikut jalur bus yang menyisir pinggiran kota, lebih baik masuk pusat kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun