Ternyata pada hari ini, Senin 12 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Museum Nasional (HMN). Hal ini mengacu pada penyelengaraan Musyawarah Museum se-Indonesia, yang pertama kali diadakan pada tangal 12 hingga 14 Oktober 1962 di Yogyakarta.
Sayang sekali, gaung peringatan HMN tahun ini tidak begitu terdengar. Coba saja cari di media daring, tak banyak informasi tentang hal ini. Boleh jadi karena sekarang dalam kondisi pandemi Covid-19, sehingga tidak ada acara khusus yang diadakan oleh instansi terkait atau komunitas penggiat museum.
Padahal, bukankah peringatan bisa dilakukan secara virtual dengan diselingi penampilan koleksi dari berbagai museum yang ada di negara kita?Â
Jika promosi atas acara ini dilakukan dengan gencar, bukan tidak mungkin banyak orang yang tertarik untuk menontonnya, meskipun tidak berkunjung langsung ke sebuah museum tertentu.
Harus diakui, peran museum di tanah air belum tergarap secara optimal. Meskipun di media sosial sangat banyak dijumpai foto sekelompok orang yang lagi berwisata, sangat jarang yang menjadikan museum sebagai salah satu tempat rekreasi yang perlu dikunjungi.Â
Pantai yang indah, kesejukan alam pegunungan, rumah makan bertema unik, masjid atau tempat ibadah lain yang megah, sudah lazim jadi objek wisata. Tapi belum untuk museum, yang oleh banyak orang dinilai sebagai sarana edukasi semata, itupun dinilai sebagai hal yang membosankan.
Sebagai contoh, coba lihat Museum Nasional Republik Indonesia, atau sering disingkat saja sebagai Museum Nasional, yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Museum ini yang terbesar di negara kita, dan secara tidak langsung dianggap sebagai "pusat" museum Indonesia. Hal ini berdasarkan koleksinya yang sangat banyak dan juga keberadaannya yang sudah lebih dari satu setengah abad.Â
Sekarang, Museum Nasional sudah diperluas. Selain gedung lama yang ikonik, dibangun gedung baru di sebelahnya dengan nuansa yang lebih kekinian. Sayangnya, itupun belum banyak menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum, selain rombongan anak sekolah (sebelum pandemi) yang mengerjakan tugas dari gurunya.
Justru wisatawan mancanegara yang lebih tertarik bertandang ke Museum Nasional. Memang, di negara-negara maju, museum dikelola dengan baik dan menjadi objek wisata yang ramai peminatnya.
Jika Museum Nasional saja relatif sepi, apalagi museum di berbagai daerah yang dikelola oleh pemerintah daerah, baik level provinsi, atau level kabupaten/kota. Tapi, boleh dikatakan semua daerah punya museum, terlepas dari besar kecilnya gedungnya atau sedikit banyaknya koleksinya. Biasanya, museum tersebut dikelola oleh dinas yang membidangi kebudayaan, bukan dinas pariwisata.