Meskipun demikian, kedua orang bersahabat tersebut sama-sama masuk grup percakapan sebuah aplikasi. Hanya saja, yang kecanduan media sosial tentu sering memposting sesuatu, sedangkan yang tidak suka media sosial, hanya jadi peserta pasif.
Maka, betapa tersiksanya si teman yang tidak suka media sosial melihat foto-fotonya telah disebarkan oleh si teman yang kecanduan. Tidak hanya foto, tapi juga video. Pertemanan mereka jadi memburuk ketika yang tak suka fotonya tersebar marah-marah ke yang menyebarkan.Â
Memang akhirnya foto itu dihapus lagi, tapi siapa yang menjamin bahwa anggota grup percakapan itu tak ada yang telah menyimpan foto tersebut. Bahkan, mungkin juga telah diteruskan ke grup lain yang tidak diikuti oleh yang wajahnya ada dalam foto.
Terhadap mereka yang candu media sosial, sejumlah referensi menyebutkan kerentanan yang dihadapinya, di antaranya tak kenal waktu, sehingga kurang istirahat, kurang olahraga, kurang bersosialisasi secara langsung, dan sebagainya. Akibat berikutnya bisa menjadi depresi dan juga mengalami sakit secara fisik, termasuk kesehatan mata akibat lama menatap layar laptop atau gawai.
Namun tidak berarti yang malas bermedia sosial tidak bermasalah. Sekarang ada juga imbauan yang ekstrim untuk melakukan detoks media sosial. Jika detoks tersebut dalam arti mengurangi akun media sosial seseorang atau membatasi waktu penggunaannya, barangkali akan berdampak positif bagi kesehatan jiwa.
Tapi, jika detoks itu artinya menghentikan sama sekali secara permanen kegiatan seseorang dalam bermedia sosial, perlu pertimbangan yang matang.Â
Tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi mutakhir, kuper, tak bisa menanggapi obrolan orang lain, berpotensi membuat seseorang merasa dikucilkan. Bukankah ini juga berbahaya bagi kesehatan?
Akhirnya, kembali kepada pernyataan di awal tulisan ini. Segala sesuatu yang keterlaluan, tidak bagus. Dalam konteks media sosial, terlalu aktif atau terlalu pasif, sebaiknya dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H