Belajar dari kesuksesan China dalam menangani pandemi Covid-19, seperti ditulis Kompas (16/8/2020), senjatanya adalah solidaritas dan kerja sama. Negara berpenduduk 1.4 miliar itu bersatu menghimpun kekuatan menyeluruh dan total dalam mobilisasi, membuat strategi, dan menanganinya. Semua ini menghasilkan sinergi sangat solid untuk memerangi pandemi.
Presiden China Xi Jinping menempatkan sumberdaya paling berkualitas, kalangan bisnis menyumbang uang dan barang, masyarakat menjadi sukarelawan dan sekaligus berderma, itulah rahasia kesuksesan China. Meskipun pandemi Covid-19 berasal dari China, kini negara tirai bambu itu boleh dibilang mampu mengatasinya.Â
Nah, sekarang bagaimana dengan kita sendiri? Kapan kita bisa merdeka dari Covid-19? Memang pertanyaan ini juga dihadapi oleh banyak negara lain. Tapi melihat penambahan jumlah pasien positif Covid-19 setiap harinya yang berkisar 2.000 orang, sungguh membuat kita tak mampu menyembunyikan rasa cemas. Walaupun harus diakui bahwa persentase jumlah pasien yang sembuh juga semakin banyak.
Pertanyaan itu harus kita jawab dengan penuh rasa optimis dengan menggalang persatuan. Bagaimana dulu kakek-nenek kita bersatu mengusir penjajah, kita ambil semangatnya untuk menghalau Covid-19.Â
Untuk itu, semua kita harus kompak menerapkan strategi 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Kemudian, satgas Covid-19 di semua daerah juga bersatu menerapkan strategi 3T (test, trace dan treat).
Seperti ditulis Budiman Tanuredjo (Kompas, 15/8/2020), penjabaran dari 3T adalah meningkatkan kemampuan tes untuk membuat peta sebaran dan menemukan warga positif, melakukan pelacakan secara agresif, dan menangani warga yang positif apakah dirawat di fasilitas kesehatan atau isolasi mandiri.
Selain itu, para peneliti kita harus kompak pula, bahu membahu mencari berbagai formula untuk menemukan vaksin yang ampuh memenangi pertempuran melawan serangan Covid-19. Vaksin yang dinamakan vaksin merah putih ini sedang digodok oleh para ahlinya, meskipun bersamaan dengan itu juga dilakukan uji klinis vaksin Sinovac buatan China.
Lalu apa peran masyarakat? Ini yang tidak kalah pentingnya. Semangat gotong royong masyarakat kembali muncul, sehingga makin membuat kita optimis bahwa kita mampu menghalau Covid-19.
Bukti dari gotong royong tersebut berupa mengalirnya sumbangan dari warga untuk warga. Ada yang berbentuk makanan gratis yang disediakan pada titik tertentu. Di sana warga yang mampu meletakkan makanan, dan yang membutuhka tinggal mengambil secukupnya.
Tidak sedikit pula pengusaha yang menyumbangkan alat pelindung diri (APD) buat tenaga medis dan masker buat masyarakat, menyumbangkan peralatan medis bagi rumah sakit, di samping mendistribusikan donasi dalam bentuk uang.Â
Maka dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI, sangat tepat dijadikan momentum untuk tidak lagi terjebak pada isu-isu yang bertujuan memecah belah masyarakat. Saatnya semua kita bersatu. Covid-19 hanya bisa dihalau dengan membangun solidaritas bangsa, diperangi secara bersama-sama.