"Bagi mereka yang mau tes swab ada baiknya latihan beberapa kali bagaimana caranya membuka mulut dan menjulurkan lidah sambil beteriak."
Sungguh, awalnya saya merasa lingkungan perkantoran relatif aman, dalam arti mampu mencegah masuknya virus corona kepada mereka yang berkantor di sana. Betapa tidak, bukankah sebelum masuk gedung kantor, semua pengunjung diperiksa suhu tubuhnya. Lagipula semua orang wajib memakai masker.
Kemudian aturan menjaga jarak antar manusia, terutama saat berada dalam lift, juga diterapkan dengan baik. Selain itu, ada banyak tempat untuk mencuci tangan, baik dengan menuangkan hand sanitizer, maupun dengan sabun di bawah siraman air yang mengalir.
Maka meskipun tetap ada kekhawatiran bila saya lagi bekerja di kantor di sebuah gedung berlantai 36 di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, namun tidak sebesar kekhawatiran saya bila berbelanja di supermarket atau di pasar tradisional.
Namun sejak sekitar sebulan yang lalu, ketika satgas Covid-19 mengumumkan bahwa area perkantoran menjadi kluster penularan baru, saya mulai tersentak. Tapi saya tetap masuk kantor selama dua hari kerja setiap minggu.
Awalnya anak saya yang baru beberapa bulan bekerja di sebuah perusahaan sekuritas di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, yang menceritakan bahwa ia baru ikut tes swab. Itu gara-gara seorang rekan kerjanya terpapar virus corona, lalu semua karyawan di sana harus dites. Saya cukup deg-degan menunggu hasil tes anak saya yang baru diketahui sehari setelah dites. Alhamdulillah hasilnya negatif.Â
Nah, pada Senin (10/8/2020) lalu, giliran saya yang wajib ikut tes swab di kantor. Sebetulnya, dari berita yang saya dengar, di gedung tempat saya bekerja sudah beberapa orang yang terkena virus, tapi penghuni lantai yang berbeda dengan saya.Â
Baru pada Sabtu (8/8/2020), ada seorang karyawan yang satu lantai dengan saya (lantai 31) diberitakan juga terkena virus. Inilah yang membuat saya dan teman-teman di lantai yang sama, harus dites.
Sebelum ikut tes, saya tanya anak saya, bagaimana pengalamannya ketika dites. Kata anak saya lumayan sakit ketika alat untuk mengambil cairan masuk ke dalam rongga mulut bagian dalam dan juga masuk lobang hidung mengarah ke atas. Tapi itu hanya selama sekitar dua menit saja. Setelah itu, rasa sakit pun hilang.