Masihkah kita meragukan tentang betapa gampangnya penularan Covid-19? Mengapa masih saja banyak orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain?
Yang lebih parah, ada orang yang telah diminta oleh pihak yang berkompeten untuk melakukan isolasi mandiri, malah tetap kelayapan. Lalu bila ada yang bertanya, ia akan bilang sehat-sehat saja. Bukankah ini merupakan sebuah kebohongan yang sangat fatal?
Itulah yang terjadi di Riau belum lama ini yang menimpa para karyawan sebuah kantor cabang bank milik negara di Pekanbaru. Seperti dilansir dari berazam.com (18/6/2020), akibat satu orang berbohong, 25 dari 125 karyawan sebuah bank BUMN di kota minyak itu, reaktif positif Covid-19 sewaktu dilakukan rapid test.
Kasus tersebut bermula dari karyawan berinisial DH yang sedang cuti dan melakukan perjalanan ke Batam. Sebelum berangkat, DH melakukan rapid test secara mandiri dan dan hasilnya adalah reaktif positif.
Namun hasil itu diabaikan oleh DH, ia tidak melakukan isolasi mandiri dan juga tidak di-swab. Ia lolos sampai di Batam karena tidak naik pesawat, melainkan naik kapal. Baru di Batam ia di-swab dan hasilnya tetap positif, sehinga ia tak bisa menghindar lagi, harus menjalani isolasi di Batam.
Kemudian dilakukan penelusuran kepada teman-teman kantornya di Pekanbaru. Nah, hasilnya itu tadi, ada 25 orang yang reaktif positif dari hasil rapid test, dan setelah dilanjutkan dengan swab, ada 3 orang yang positif Covid-19. Bahkan kabar terbaru, dari cluster di bank tersebut yang terpapar Covid-19 bertambah jadi 7 orang (halloriau.com, 19/6/2020).
Apakah kejadian tersebut hanya di Riau saja? Ternyata ada banyak orang yang tega berbohong dan akibatnya membawa korban yang relatif banyak. Iseng-iseng cobalah menelusuri berita daring. Ketik saja "gara-gara berbohong" saat melakukan googling, akan keluar sejumlah berita dari berbagai penjuru di tanah air yang sebagian besar berkaitan dengan Covid-19.
Contohnya adalah sebagai berikut. Gara-gara pasien berbohong saat periksa di rumah sakit, sebanyak 46 dokter di RS Kariadi Semarang terkena getahnya (grid.id, 17/4/2020). Pasien tidak jujur mengungkapkan perjalanannya dari zona merah, sebanyak 14 tenaga medis di Karawang terpapar virus corona (terkini.id, 1/5/2020).
Jadi, jelaslah bahwa kejujuran sangat diperlukan agar pencegahan pandemi Covid-19 dapat berjalan secara efektif. Jangan sampai seorang karyawan yang takut terkena sanksi dari atasannya bila tidak masuk kerja, terus menyembunyikan informasi bahwa ia baru saja melakukan perjalanan ke daerah yang termasuk zona rawan.
Kehati-hatian untuk tidak menulari orang lain harus ditumbuhkan. Hanya sekadar habis ke pasar saja yang lumayan berdesakan, seorang ibu jangan dulu mendekati suami atau anak-anaknya. Segera mandi dan mencuci pakaian, baru bisa ngobrol dengan anggota keluarga lain.
Apalagi bagi mereka yang sedang menderita batuk pilek, meski sangat yakin itu hanya batuk pilek biasa, sebaiknya tidak usah beraktivitas di luar rumah. Bahkan di dalam rumah pun harus menjaga jarak dengan anggota keluarga lain.