Tulisan ini terinspirasi dan dikembangkan dari kajian agama setelah salat zuhur di masjid yang ada di kantor pusat sebuah BUMN di Jakarta Pusat, Senin (2/3/2020) lalu.
Pada salah satu bagian ceramahnya, Pak Ustad mengatakan bahwa pada masa sekarang tugas setan lebih ringan ketimbang di masa lalu. Seperti diketahui tugas utama setan adalah menggoda umat manusia untuk melalaikan atau melupakan urusan akhiratnya dan menjerat manusia agar terlena dengan urusan dunia.
Dulu setan menggoda agar seseorang yang sudah berniat melakukan salat tahajud (salat pada dua pertiga malam, sekitar jam 2-3 dinihari), batal melakukannya dengan berbagai bujukan. Umpamanya menggoyang hati seseorang itu agar melanjutkan tidur, meskipun sudah sempat terbangun.
Makanya entah kenapa kaki terasa berat untuk digerakkan ke kamar mandi mengambil air wudhu. Eh malah kembali rebah di kasur dengan mata yang semakin berat.
Atau kalau pun awalnya setan kalah, dalam arti orang yang diganggunya tetap melakukan salat tahajud, maka setan akan balas dendam pada pagi harinya.
Caranya, setan menggoda agar si pelakunya menceritakan ibadahnya tadi malam ke temannya di kantor, sehingga pahalanya terkikis karena dianggap pamer, ingin dipuji orang lain.
Setan malah menunjukkan cara pamer beribadah yang terkesan tidak pamer, yakni dengan memancing orang lain untuk bertanya. Umpamanya dengan sering menguap agar temannya bertanya, kok masih ngantuk?
Nah, inilah kesempatan untuk menyambar dengan mengatakan bahwa tadi malam ia larut dalam salat tahajud, tidak terasa menghabiskan waktu sekian lama, sampai tiba-tiba sudah masuk waktu salat subuh.
Adapun di zaman sekarang, setan lebih santai dengan membiarkan orang beribadah. Baru setelah itu membisiki, ayo segera update status. "Alhamdulillah, sudah selesai salat tahajud".Â
Itulah yang tertulis di akun media sosialnya yang segera menuai hasil positif berupa pujian dan apresiasi dari teman-teman dunia mayanya. Maka pahala pun terkikis demi eksis di media sosial.
Memang ada kebahagiaan tersendiri yang sulit untuk diungkapkan kalau orang lain banyak yang mengetahui bahwa kita orang baik, rajin beribadah, berjiwa sosial, dan sebagainya.