Bagi anak sekolah dan juga mahasiswa, rata-rata telah memulai libur panjang sejak Sabtu (21/12/2019) lalu. Bahkan orang kantoran pun, yang masih punya hak cuti, ikut-ikutan serentak memulai libur akhir tahun.Â
Anak perempuan saya yang kuliah di Universitas Padjadjaran dan kost di dekat kampusnya di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, juga telah selesai mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
Biasanya anak saya tersebut naik bus kalau pulang ke Jakarta. Namun karena mau libur panjang, ia banyak membawa barang dan minta saya menjemputnya dengan membawa kendaraan pribadi.
Normalnya untuk Jakarta-Jatinangor dengan jarak sejauh sekitar 150 km itu hanya butuh waktu lebih kurang 3 jam. Tapi selama ada proyek pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek II (Japek II), terjadi kemacetan parah sehingga waktu tempuh menjadi 6-7 jam.
Tapi bukankah proyek tol layang sudah diresmikan dan sudah bisa dilewati? Bahkan saya menuliskan pengalaman saya saat menjajal tol layang tersebut dengan lancar jaya di sini.
Anggaplah karena liburan akhir tahun, perkiraan saya tidak akan selancar yang saya rasakan pada tulisan tersebut. Namun penambahan waktu tempuh menurut saya paling lama sekitar 1 jam saja, sehingga Jakarta-Jatinangor menjadi 4 jam.
Karena saya meninggalkan rumah di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, pada jam 8 pagi, saya mengirim pesan ke anak saya, bahwa sekitar jam 12 siang saya diperkirakan sudah sampai di kosannya.
Tujuan saya agar pembaca tidak salah persepsi dengan menganggap pengalaman pertama saya sebagai acuan. Apalagi seorang kompasianer senior Edy Supriatna bertanya di kolom komentar, kok gak ada kekurangannya (dari jalan tol layang) yang ditulis?
Ternyata dua kali saya melewati jalan tol layang, dua-duanya merupakan pengalaman yang ekstrim. Lancar banget saat bukan di hari libur dan macet banget saat awal libur panjang.Â