Tapi dari sisi kemungkinan cepatnya ketahuan oleh orang lain, pacaran dengan bawahan lebih riskan. Kemungkinan si bawahan keceplosan ngomong ke teman-temannya, lebih besar. Bahkan bisa saja bukan keceplosan, tapi sengaja dibocorkan.
Soalnya ada tipe bawahan yang bangga bila teman-temannya tahu bahwa ia sukses memikat hati bosnya. Padahal dari sisi si bos, hal-hal beginian menjadi ketakutan tersendiri bila menjadi rahasia umum.
Maka kalau asumsinya ingin menjaga rahasia, pacaran dengan atasan lebih aman, karena si atasan sangat berhati-hati untuk tidak keceplosan. Di tengah banyak orang si atasan akan bersikap sewajar mungkin, tidak akan memberikan perhatian khusus pada bawahan yang jadi pacarnya.
Tapi jika yang disebut atasan itu levelnya sudah termasuk top management, akan sangat sulit menutup rahasia. Karena orang-orang di ring satu si bos, selalu mengelilinginya.Â
Bahkan termasuk sopir atau ajudan biasanya tahu siapa selingkuhan si bos. Siapa yang menjamin kalau orang dekat si bos tidak akan keceplosan.Â
Apalagi kalau si bos sudah termasuk public figure yang sering dicari wartawan sebagai sumber berita, hal-hal yang bersifat pribadi pun akan terendus oleh para wartawan.
Pacaran dengan atasan juga ada keuntungan lain, seperti kemungkinan cepat dipromosikan oleh si bos, dikirim pelatihan ke luar negeri, atau mendapat keistimewaan lainnya.Â
Secara finansial pun, pacaran dengan atasan, bisa mendatangkan surplus. Sementara kalau memacari bawahan, siap-siap untuk defisit, kalau si pacar ngelunjak minta dibelikan barang mahal.
Sepertinya jawaban atas pertanyaan di atas sudah mengarah, pacaran dengan atasan lebih menguntungkan ketimbang dengan bawahan. Tapi begitu parameter yang dipakai adalah kecantikan, maka tak pelak lagi, tentu dengan bawahan yang masih muda, lebih oke.
Demikian saja tulisan ecek-ecek ini, tolong jangan dibaca secara serius. Ini hanya intermezo di hari Minggu, yang terinspirasi dari isu yang terjadi di Garuda Indonesia.Â
Tulisan ini awalnya hanya diniatkan merespon isu yang berkaitan dengan mantan orang nomor satu di Garuda yang diduga berselingkuh dengan salah satu pramugari. Kemudian si pramugari jadi bertingkah kayak bos juga di maskapai penerbangan itu.