Bank Tabungan Negara (BTN) telah menuntaskan pergantian pengurus dengan digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (27/11/2019) lalu. Ketika itu, Pahala Mansyuri yang sebelumnya adalah Direktur Keuangan Pertamina, dipilih menjadi Direktur Utama BTN.
Menarik mencermati bahwa BTN dalam waktu relatif singkat, hanya dalam rentang waktu sekitar tiga bulan, menyelenggarakan RUPSLB sebanyak dua kali.Â
Sebelum RUPSLB di atas, BTN telah pula menyelenggarakan hal serupa tanggal 29 Agustus 2019, ketika Rini Soemarno di ujung masa jabatannya sebagai Menteri BUMN masih sempat-sempatnya melakukan pergantian pengurus.
Namun Rini melakukan blunder karena direktur utama yang dipilihnya, Suprajarto yang saat itu masih menjabat sebagai Direktur Utama BRI, menolak dipindahkan ke BTN. Sehingga mau tak mau, setelah Menteri BUMN beralih ke Erick Thohir, harus segera ditetapkan direktur utama yang definitif.
Ternyata yang dilakukan Erick tidak sekadar mengisi posisi direktur utama yang sedang kosong, tapi malah merombak pengurus.Â
Dari jajaran komisaris, sang komisaris utama Asamawi Syam (yang merupakan Direktur Utama BRI sebelum diganti oleh Suprajarto) terpental dari kursinya. Padahal Asmawi baru sekitar enam bulan menduduki kursi komisaris utama.
Jumlah komisaris yang sebelumnya 8 orang disusutkan jadi 6 orang. Hanya seorang komisaris lama yang masih bertahan, yakni Eko Djoeli Heripoerwanto. Komisaris lainnya adalah orang baru. Yang perlu dicatat tentu saja sosok komisaris utama yang dipilih Erick, Chandra Hamzah, yang mantan komisioner KPK.
Tak heran kalau banyak pengurus tiga bank BUMN lainnya, yakni BRI, Mandiri, dan BNI, lagi ketar-ketir, termasuk mereka yang relatif baru menjabat. Jangan-jangan perombakan ala BTN akan melanda bank mereka.
Kecemasan itu mungkin lebih banyak dialami anggota komisaris, mengingat yang nyaris dirombak total di BTN adalah jajaran yang bertugas menjadi pengawas itu.Â
Soalnya Erick dengan berani menghilangkan "jatah"pejabat kementerian yang selama ini seperti tak tergoyahkan menduduki kursi komisaris bank-bank BUMN.Â