Walaupun dibenci oleh pembaca, harus diakui keberadaan iklan sangat dicari oleh pengelola media daring. Dengan apa mereka menutup biaya operasional bila bukan dari iklan.
Bayangkan, agar suatu berita tersaji di hadapan pembaca, bukankah jurnalisnya perlu ke lapangan dulu dan mencari referensi yang relevan. Kemudian menuliskannya, diedit dan ditayangkan.
Dengan apa pengelola membayar gaji para jurnalis, editor, staf pemasaran, sewa kantor, membeli atau menyewa peralatan, dan sebagainya?
Akhirnya tak bisa tidak, kita harus berdamai dengan iklan. Hitung-hitung anggap saja itulah "harga" yang harus kita bayar untuk membaca berita. Jangan berharap semuanya gratis.
Sekesal-kesalnya saya dengan iklan di media daring, sejauh ini belum terpikirkan untuk memasang fitur yang bisa memblokir iklan. Saya memilih berdamai, bukan berperang.Â
Begitulah memang cara perusahaan agar bisa berkembang, harus dengan beriklan, terlepas dari iklan seperti apa yang digunakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H